Dampak Larangan Cantrang terhadap Ekosistem Laut
Pada tahun 2021, pemerintah resmi mengeluarkan peraturan baru yang melarang penggunaan cantrang sebagai alat penangkapan ikan di laut NKRI. Keputusan ini didasarkan pada fakta bahwa cantrang tidak mendukung ekologi laut dan berdampak negatif terhadap ekosistem. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hasil tangkapan cantrang semakin lama hanya didominasi oleh ikan berukuran kecil yang belum layak tangkap. Hal ini menyebabkan penurunan populasi ikan dewasa dan mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Selain itu, cantrang juga merusak habitat ikan dan organisme laut lainnya. Salah satu alasan lain untuk melarang cantrang adalah penggunaan tali cantrang yang semakin panjang. Data menunjukkan bahwa semakin panjang tali cantrang, semakin luas wilayah laut yang terjaring. Misalnya, dengan menggunakan tali cantrang berukuran 1.000 meter, luas daerah yang terjaring sebesar 8 hektar. Namun, dengan tali cantrang berukuran 6.000 meter, luas daerah yang terjaring mencapai 216 hektar. Hal ini mengakibatkan penangkapan ikan yang tidak selektif dan merusak ekosistem laut yang lebih luas. Dengan melarang cantrang, pemerintah berharap dapat mengurangi penangkapan ikan yang tidak selektif dan memulihkan populasi ikan dewasa. Larangan ini juga bertujuan untuk melindungi habitat dan ekosistem laut yang penting bagi keberlanjutan sumber daya perikanan. Dalam kesimpulan, larangan cantrang memiliki dampak positif terhadap ekosistem laut. Melalui larangan ini, diharapkan populasi ikan dewasa dapat pulih, keseimbangan ekosistem dapat terjaga, dan sumber daya perikanan dapat berkelanjutan.