Susunan Panitia Kongres Perempuan I pada Tahun 1928
Kongres Perempuan I yang diadakan pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Indonesia merupakan tonggak sejarah penting dalam perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak-hak yang setara dengan kaum pria. Dalam kongres tersebut, panitia yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengorganisir acara ini terdiri dari perwakilan dari berbagai organisasi perempuan di Jawa dan Sumatra. Berikut adalah susunan panitia dalam Kongres Perempuan I pada tahun 1928: 1. Ketua Panitia: Raden Ajeng Kartini Sebagai salah satu tokoh perempuan terkemuka pada masanya, Raden Ajeng Kartini dipilih sebagai ketua panitia Kongres Perempuan I. Kartini adalah seorang pahlawan nasional yang gigih dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi perempuan Indonesia. 2. Wakil Ketua: Nyai Ahmad Dahlan Nyai Ahmad Dahlan, istri dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, juga terlibat dalam panitia Kongres Perempuan I sebagai wakil ketua. Ia merupakan tokoh perempuan yang aktif dalam gerakan perempuan dan pendidikan Islam di Indonesia. 3. Sekretaris: Dewi Sartika Dewi Sartika, seorang pendidik dan aktivis perempuan, ditunjuk sebagai sekretaris panitia Kongres Perempuan I. Ia adalah pendiri sekolah perempuan pertama di Indonesia, yaitu Sekolah Isteri pada tahun 1904. 4. Bendahara: Kartini Mulyadi Kartini Mulyadi, seorang pengusaha dan aktivis perempuan, bertanggung jawab sebagai bendahara panitia Kongres Perempuan I. Ia merupakan salah satu perempuan yang berperan aktif dalam gerakan perempuan di Indonesia pada masa itu. Selain susunan panitia di atas, terdapat juga beberapa anggota panitia yang berasal dari organisasi perempuan di Jawa dan Sumatra. Mereka adalah perwakilan dari berbagai kelompok perempuan yang berjuang untuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dalam Kongres Perempuan I, panitia ini bekerja keras untuk menyusun program acara yang melibatkan diskusi, seminar, dan pertemuan antara perwakilan organisasi perempuan. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengundang pembicara dan mengatur logistik serta tempat acara. Kongres Perempuan I pada tahun 1928 menjadi tonggak sejarah penting dalam perjuangan perempuan Indonesia. Melalui susunan panitia yang terdiri dari tokoh-tokoh perempuan terkemuka, kongres ini berhasil menyuarakan aspirasi dan tuntutan perempuan Indonesia untuk mendapatkan hak-hak yang setara dengan kaum pria.