Pengakuan Pemerintah Hindia Belanda terhadap Kesultanan dan Pekualama
Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kesultanan maupun Pekualaman sebagai kerajaan yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri. Pengakuan ini dinyatakan dalam kontrak politik. Terakhir kontrak politik tercantum dalam Staatsblad 1941 No 47 sedangkan kontrak politik Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 No. 577. Kontrak politik berarti setiap raja yang naik takhta harus mendapatkan restu dengan menandatangani kontrak politik dari pihak Hindia Belanda. Dengan kata lain, cara ini dilakukan supaya Yogyakarta tetap dalam kendali Pemerintah Hindia Belanda. Pengakuan ini menunjukkan penghormatan terhadap otonomi Kesultanan dan Pekualaman dalam mengatur rumah tangganya sendiri. Kontrak politik menjadi sarana bagi raja-raja Kesultanan dan Pekualaman untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan dan persetujuan dari pihak Hindia Belanda sebelum naik takhta. Hal ini menunjukkan adanya kerjasama dan saling pengertian antara Kesultanan dan Pekualaman dengan Pemerintah Hindia Belanda. Pengakuan ini juga menunjukkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda menghargai dan menghormati otonomi Kesultanan dan Pekualaman. Dengan mengakui kedua kerajaan tersebut sebagai entitas yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri, Pemerintah Hindia Belanda menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman budaya dan adat istiadat di wilayahnya. Selain itu, pengakuan ini juga menunjukkan bahwa Pemerintah Hindia Belprioritaskan stabilitas politik dan sosial di wilayahnya. Dengan mengakui Kesultanan dan Pekualaman sebagai kerajaan yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri, Pemerintah Hindia Belanda menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa kedua kerajaan tersebut tetap stabil dan teratur dalam mengatur rumah tangganya sendiri. Secara keseluruhan, pengakuan Pemerintah Hindia Belanda terhadap Kesultanan dan Pekualaman sebagai kerajaan yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri menunjukkan penghargaan terhadap otonomi dan keberagaman budaya di wilayahnya. Hal ini juga menunjukkan komitmen Pemerintah Hindia Belanda untuk memastikan stabilitas politik dan sosial di wilayahnya. Pengakuan ini menjadi fondasi penting dalam hubungan antara Kesultanan dan Pekualaman dengan Pemerintah Hindia Belanda.