Menjadi Pendengar dan Pelaku Firman: Sebuah Tarian Dua Arah **
Firman Tuhan, seperti sebuah tarian, membutuhkan dua pihak untuk menari dengan indah: pendengar dan pelaku. Seringkali, kita terjebak dalam peran sebagai pendengar pasif, hanya menyerap kata-kata tanpa benar-benar meresapi maknanya. Namun, firman Tuhan bukanlah sekadar informasi, melainkan sebuah panggilan untuk bertindak. Menjadi pendengar yang aktif berarti tidak hanya mendengar dengan telinga, tetapi juga dengan hati. Kita perlu merenungkan makna firman, mengaitkannya dengan kehidupan kita, dan mencari hikmat di balik setiap kata. Proses ini membutuhkan ketekunan dan kerendahan hati, karena kita harus mau membuka diri terhadap kebenaran yang mungkin menantang pemahaman kita. Namun, menjadi pendengar saja tidak cukup. Firman Tuhan bukanlah sebuah buku cerita yang hanya dibaca dan disimpan. Firman Tuhan adalah sebuah pedoman hidup, sebuah peta yang menuntun kita menuju jalan yang benar. Oleh karena itu, kita harus menjadi pelaku firman, menerapkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi pelaku firman berarti berani mengambil langkah iman, meskipun terasa sulit. Ini berarti memilih kasih daripada kebencian, memilih pengampunan daripada dendam, memilih kebenaran daripada kebohongan. Ini berarti hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh firman Tuhan, meskipun dunia di sekitar kita mungkin menentang. Menjadi pendengar dan pelaku firman adalah sebuah tarian dua arah. Kita mendengarkan dengan hati terbuka, merenungkan makna firman, dan kemudian kita bertindak sesuai dengan apa yang kita pelajari. Dalam tarian ini, kita menemukan makna hidup yang lebih dalam, menemukan kekuatan untuk menghadapi tantangan, dan menemukan kebahagiaan sejati. Wawasan:** Menjadi pendengar dan pelaku firman bukanlah tugas yang mudah, tetapi merupakan perjalanan yang penuh makna. Dengan tekun mendengarkan dan berani bertindak, kita dapat menemukan hidup yang lebih bermakna dan penuh damai.