Perjalanan Nadia ke Pondok Pesantren: Kisah Singkat
Setelah lulus SMP, Nadia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren di Jawa Tengah. Awalnya, dia menghadapi tantangan karena dia tidak tahu bahasa Jawa dan sering kali dihina oleh teman-temannya di pondok karena pengetahuannya yang terbatas. Namun, dia menemukan bahwa teman-temannya di pondok sangat baik dan ramah, yang membuatnya merasa bahagia dan terhibur dengan lingkungan baru. Selama beberapa minggu bersekolah di pondok, Nadia belajar bagaimana kehidupan sehari-hari di sana dan bagaimana mereka menjunjung tinggi adab dan kesopanan. Dia juga menemukan bahwa para santriwati selalu mengadakan kerja bakti setiap hari Jumat, berbagi cerita dan keluhuran setiap malam, dan berbagi makanan dan kegiatan lainnya. Suatu hari, Nadia diajak oleh santriwati untuk keluar dari pondok dan berkeliling daerah sekitar pondok pesantren. Setelah mendapatkan izin dari ibu pondok, mereka berjalan-jalan dan berbicara sambil mengobrol dan bercanda. Meskipun mereka tersesat, mereka berhasil kembali ke pondok pesantren. Selain itu, Nadia juga melihat bahwa para santriwati sangat memperdalam agama mereka dengan melaksanakan sholat berjamaah, menghafal hadist dan ayat Al Qur'an, menerjemahkan kitab kuning setiap malam, membaca shalawat nabi setiap malam Jumat, dan melakukan ziarah ke makam ulama setiap Jumat pagi. Namun, suatu hari, Nadia terkena penyakit demam berdarah yang sedang mewabah. Akhirnya, dia dibawa pulang dan dipindahkan ke sekolahnya untuk masa pemulihan. Meskipun tantangan yang dihadapi, Nadia tetap bersyukur atas pengalaman yang dia dapatkan di pondok pesantren dan akan selalu mengingat perjalanan yang biasa ini.