Ajaran dan Tokoh dalam Aliran Jabariyah
Aliran Jabariyah adalah paham yang menekankan bahwa segala perbuatan manusiaentukan oleh qadha dan qadar Allah SWT. Dalam pandangan ini, manusia tidak memiliki kebebasan dalam bertindak karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk menentukan nasib dan takdir mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas tokoh dan ajaran dalam aliran Jabariyah. Pelopor Pertama: Pelopor yang pertama kali memperkenalkan paham Jabariyah adalah Al-Ja’d bin Dirham. Ajaran pokok Ja’d bin Dirham secara umum sama dengan pikiran Jahm. Al-Ghuraby menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu adalah makhluk, oleh karena itu dia baru.atu yang baru itu tidak dapat disifatkan kepada Allah SWT. Allah SWT tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk seperti berbicara, melihat, dan mendengar. Manusia terpaksa bergantung kepada Allah SWT dalam segala-galanya. Jahmafwan: Pendapat Jahm bin Shafwan mengenai persoalan teologi adalah bahwa manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan. Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan. Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini, pendapatnya dengan konsep Iman yang dimajukan kaum Murji’ah. Kalam Tuhan adalah makhluk Allah Maha Suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar dan melihat. Begitu pula Tuhan tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak. Tokoh Jabariyah Moderat: An-Najjar (Husain bin Muhammad) satu tokoh Jabariyah moderat. Ia berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan dalam memilih, tetapi pilihan tersebut telah ditentukan oleh Allah SWT. An-Najjar menekankan pentingnya iman dan taqwa dalam kehidupan seorang Muslim. Kesimpulan: Aliran Jabariyah men bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan oleh qadha dan qadar Allah SWT. Tokoh-tokoh dalam aliran ini, seperti Al-Ja’d bin Dirham, Jahm bin Shafwan, dan An-Najjar, telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan ajaran Jabariyah.an-ajaran mereka menekankan pentingnya kepatuhan kepada Allah SWT dan mengakui kekuasaan-Nya dalam menentukan nasib dan takdir manusia.