Kursus Memasak: Investasi Masa Depan atau Hobi Sesaat? **
[Adegan:] Di sebuah kafe yang ramai, dua orang teman, Sarah dan David, sedang menikmati secangkir kopi. [Sarah:] David, aku lagi serius mikirin buat ikut kursus memasak. Kamu tahu kan, aku suka banget masak, tapi rasanya stuck di level dasar aja. [David:] Wah, bagus tuh! Aku juga lagi kepikiran buat ikut kursus, tapi masih ragu. Emang kamu yakin kursus memasak itu worth it? [Sarah:] Ya, menurutku sih worth it. Bayangkan, bisa masak berbagai macam masakan, lebih sehat, dan bisa hemat pengeluaran. [David:] Hmm, iya sih, tapi kan kursus itu mahal. Lagian, sekarang banyak banget tutorial masak online gratis. [Sarah:] Iya, tapi menurutku belajar langsung dari chef berpengalaman itu beda. Mereka bisa ngasih tips dan trik yang nggak ada di internet. Terus, belajar bareng orang lain juga seru, bisa saling berbagi pengalaman. [David:] Oke, aku ngerti. Tapi, gimana kalau misalnya setelah kursus, aku malah males masak lagi? [Sarah:] Nah, itu sih tergantung dari diri sendiri. Kalau kamu memang serius mau belajar, pasti bakal ketagihan. Lagian, masak itu kan bukan cuma soal makan, tapi juga soal seni dan kreativitas. [David:] Hmm, kamu ngomongnya sih menarik. Mungkin aku perlu pertimbangkan lagi deh. [Sarah:] Coba aja dulu, David. Siapa tahu kamu malah jadi chef handal! [David:] Hahaha, ya udah deh, aku coba deh. [Sarah:] Yes! Aku yakin kamu bakal suka. [Kesimpulan:]** Percakapan Sarah dan David menunjukkan bahwa keputusan untuk mengikuti kursus memasak adalah pilihan pribadi yang didasari oleh motivasi dan tujuan