2. Bagaimana bilaada materi peraturan perundang lebih tinggi dan lebih dahulu ukan diatur kembali dalam materi pada peraturan perundang -undangan yang lebih rendah? fous

Jika terdapat materi peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan lebih dahulu dikeluarkan, kemudian diatur kembali dalam materi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah, maka **peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tersebut dianggap tidak berlaku sepanjang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi**. Ini didasarkan pada prinsip hirarki peraturan perundang-undangan. Peraturan yang lebih tinggi memiliki kekuatan hukum yang lebih besar dan mengikat peraturan yang lebih rendah.Prinsip ini berlaku karena sistem hukum menganut asas *lex superior derogat legi inferiori* (hukum yang lebih tinggi membatalkan hukum yang lebih rendah) dan *lex posterior derogat legi priori* (hukum yang kemudian membatalkan hukum yang terdahulu, *kecuali* jika hukum yang terdahulu merupakan hukum yang lebih tinggi). Dalam kasus ini, meskipun hukum yang kemudian dikeluarkan (yang lebih rendah), ia tetap tidak berlaku jika bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi dan lebih dahulu dikeluarkan.Sebagai contoh, jika sebuah Undang-Undang mengatur tentang hak asasi manusia, dan kemudian sebuah Peraturan Pemerintah (PP) yang dikeluarkan kemudian mengatur hal yang sama namun membatasi hak asasi manusia tersebut, maka PP tersebut dianggap tidak berlaku sepanjang bertentangan dengan Undang-Undang tersebut. Pengadilan akan menggunakan Undang-Undang sebagai dasar hukum yang berlaku.Oleh karena itu, penting untuk selalu merujuk pada peraturan perundang-undangan yang paling tinggi dan paling relevan untuk menentukan hukum yang berlaku. Jika terdapat pertentangan, peraturan yang lebih tinggi dan lebih dahulu dikeluarkan akan tetap berlaku.