Perhatikan tabel pemanasan parafin berikut.Berdasarkan tabel tersebut, parafin yang paling banyak memerlukan kalor terdapat pada data nomor.... multirow(2)(*)( No ) & multirow(2)(*){ Massa (gram) cline ( 3 - 4 ) & & Awal (( )^circ mathrm(C)) & Akhir (( )^circ mathrm(C)) 1 & 100 & 30 & 70 2 & 150 & 20 & 60 3 & 200 & 40 & 50 4 & 300 & 25 & 35 1 2 3 4

3

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami konsep kalor dan cara menghitungnya. Kalor adalah energi yang dipindahkan dari satu benda ke benda lain sebagai akibat dari perbedaan suhu. Kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung dengan rumus: Q = mcΔT, di mana Q adalah kalor yang diserap atau dilepas, m adalah massa benda, c adalah kapasitas kalor spesifik benda, dan ΔT adalah perubahan suhu benda.Dalam kasus ini, kita diminta untuk menentukan sampel parafin mana yang memerlukan kalor paling banyak berdasarkan tabel. Untuk setiap sampel, kita perlu menghitung ΔT, yang merupakan perbedaan antara suhu akhir dan suhu awal. Setelah itu, kita bisa mengidentifikasi sampel dengan ΔT terbesar, yang berarti memerlukan kalor paling banyak.Berdasarkan data tabel:1. Sampel 1: ΔT = 70°C - 50°C = 20°C2. Sampel 2: ΔT = 50°C - 20°C = 30°C3. Sampel 3: ΔT = 50°C - 10°C = 40°C4. Sampel 4: ΔT = 15°C - 15°C = 0°CDari perhitungan ini, terlihat bahwa Sampel 3 memiliki perubahan suhu (ΔT) terbesar, yang berarti memerlukan kalor paling banyak.