1. Tentukan dan jelaskan konsep pendapatan nasional dalam konteks ekonomi Islam. Bagaimana cara pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran dalam ekonomi Islam?Tingkat penganggura nyang tinggi merupakan masalah serius dalam perekonomian, baik dalam ekonomi konvensional maupun dalam ekonomi Islam.

Pendapatan nasional dalam konteks ekonomi Islam merujuk pada total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam periode tertentu (biasanya satu tahun), yang diukur sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berbeda dengan pendekatan ekonomi konvensional yang mungkin memasukkan aktivitas ekonomi yang dilarang dalam Islam (seperti riba, gharar, maysir), ekonomi Islam hanya memperhitungkan aktivitas ekonomi yang halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, pendapatan nasional dalam ekonomi Islam mencerminkan kesejahteraan masyarakat secara holistik, bukan hanya pertumbuhan ekonomi semata.**Cara menghitung Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran dalam Ekonomi Islam:**Pendekatan pengeluaran dalam ekonomi Islam, sama seperti dalam ekonomi konvensional, melihat pendapatan nasional sebagai total pengeluaran atas barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara. Namun, perbedaannya terletak pada jenis pengeluaran yang diperhitungkan. Pengeluaran yang termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional dalam ekonomi Islam hanya yang berasal dari aktivitas ekonomi halal. Rumusnya secara umum tetap sama, yaitu:**Y = C + I + G + (X-M)**di mana:* **Y** = Pendapatan Nasional* **C** = Konsumsi (pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa halal)* **I** = Investasi (pengeluaran untuk penambahan modal tetap yang halal, seperti pembangunan pabrik yang sesuai syariah, pembelian mesin yang tidak digunakan untuk produksi barang haram)* **G** = Pengeluaran Pemerintah (pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa halal, seperti pembangunan infrastruktur publik, pendidikan, dan kesehatan yang sesuai syariah)* **X** = Ekspor (nilai barang dan jasa halal yang diekspor)* **M** = Impor (nilai barang dan jasa halal yang diimpor)**Perbedaan Kunci dengan Ekonomi Konvensional:*** **Penggunaan Data:** Data yang digunakan harus diverifikasi kesesuaiannya dengan prinsip syariah. Aktivitas ekonomi yang haram, seperti riba, perjudian, dan produksi barang haram, harus dikeluarkan dari perhitungan.* **Definisi Konsumsi:** Konsumsi hanya mencakup pengeluaran rumah tangga untuk barang dan jasa halal.* **Definisi Investasi:** Investasi hanya mencakup investasi yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah. Investasi dalam perusahaan yang terlibat dalam aktivitas haram tidak diperhitungkan.* **Definisi Pengeluaran Pemerintah:** Pengeluaran pemerintah harus dialokasikan untuk program dan proyek yang sesuai dengan prinsip syariah dan bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.**Pengangguran dalam Ekonomi Islam:**Tingginya tingkat pengangguran merupakan masalah serius dalam ekonomi Islam, sama seperti dalam ekonomi konvensional. Islam menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi, dan pengangguran bertentangan dengan prinsip tersebut. Penyelesaian masalah pengangguran dalam ekonomi Islam memerlukan pendekatan holistik yang mencakup:* **Pengembangan ekonomi yang inklusif:** Memastikan kesempatan kerja yang adil dan merata bagi semua anggota masyarakat.* **Peningkatan keterampilan dan pendidikan:** Memberikan pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.* **Dukungan kewirausahaan:** Memberikan dukungan dan insentif bagi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang sesuai syariah, sebagai pencipta lapangan kerja utama.* **Zakat dan wakaf:** Mengoptimalkan peran zakat dan wakaf sebagai instrumen untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.* **Pemberdayaan masyarakat:** Memberdayakan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan mereka.Singkatnya, pendapatan nasional dalam ekonomi Islam merupakan ukuran kesejahteraan yang mencerminkan prinsip-prinsip syariah. Perhitungannya mengikuti pendekatan yang serupa dengan ekonomi konvensional, tetapi dengan penekanan pada halalnya aktivitas ekonomi yang diperhitungkan. Pengangguran merupakan tantangan yang harus diatasi dengan pendekatan yang komprehensif dan berlandaskan nilai-nilai Islam.