Hukum Mencabut Rambut dan Kuku dalam Rangkaian Ibadah Kurban **

Pendahuluan: Ibadah kurban merupakan salah satu rukun Islam yang dianjurkan bagi umat muslim yang mampu. Dalam menjalankan ibadah kurban, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah hukum mencabut rambut dan kuku. Pertanyaan ini sering muncul di benak umat muslim, terutama menjelang hari raya Idul Adha. Pembahasan: Hukum mencabut rambut dan kuku bagi seseorang yang berniat berkurban dan telah memasuki bulan Dzulhijah adalah makruh. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melarang mencabut rambut dan kuku bagi orang yang berniat berkurban setelah memasuki bulan Dzulhijah. Alasan Makruh: Larangan mencabut rambut dan kuku dalam bulan Dzulhijah bagi orang yang berniat berkurban memiliki beberapa alasan: * Menghormati Keutamaan Bulan Dzulhijah: Bulan Dzulhijah merupakan bulan yang mulia dan penuh berkah. Mencabut rambut dan kuku dianggap sebagai tindakan yang kurang pantas dilakukan di bulan ini. * Menghindari Kesombongan: Mencabut rambut dan kuku dapat diartikan sebagai upaya untuk mempercantik diri. Hal ini dapat menimbulkan kesombongan dan mengurangi rasa khusyuk dalam beribadah. * Menjaga Kesucian: Rambut dan kuku merupakan bagian tubuh yang suci. Mencabutnya tanpa alasan yang jelas dapat mengurangi kesucian diri. Kesimpulan: Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum mencabut rambut dan kuku bagi seseorang yang berniat berkurban dan telah memasuki bulan Dzulhijah adalah makruh. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap keutamaan bulan Dzulhijah, menghindari kesombongan, dan menjaga kesucian diri. Saran:** Bagi umat muslim yang berniat berkurban, sebaiknya menghindari mencabut rambut dan kuku setelah memasuki bulan Dzulhijah. Hal ini akan lebih baik dan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah kurban.