Analisis Legalitas Perjanjian antara Dawanto dan PT DKT serta Potensi Penyelesaian Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa** **

1. Legalitas Perjanjian Berdasarkan Perbuatan Melawan Hukum Perjanjian antara Dawanto dan PT DKT dapat dipertanyakan legalitasnya jika didasarkan pada perbuatan melawan hukum. Dalam konteks hukum Indonesia, perbuatan melawan hukum adalah tindakan yang bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku dan dapat dikenakan sanksi pidana atau perdata. Jika perjanjian tersebut melibatkan elemen-elemen yang melanggar hukum, seperti penipuan, korupsi, atau pelanggaran hak-hak pekerja, maka perjanjian tersebut bisa dianggap tidak sah. 2. Potensi Penyelesaian Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) Kasus antara Dawanto dan PT DKT dapat dipertimbangkan untuk diselesaikan melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS). APS adalah metode penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang disepakati oleh para pihak. Berdasarkan karakteristik APS, seperti kecepatan, efisiensi, dan fleksibilitas, kasus ini bisa menjadi kandidat untuk penyelesaian melalui APS jika kedua belah pihak setuju untuk mengakhiri sengketa secara damai dan saling menguntungkan. 3. Perbedaan Penyelesaian Kasus di Pengadilan Biasa dan APS Penyelesaian kasus di pengadilan biasa dan melalui APS memiliki perbedaan mendasar. Di pengadilan biasa, proses penyelesaian kasus mengikuti kaidah-kaidah hukum yang ketat dan memerlukan pengadilan yang mengikat. Proses ini bisa memakan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Sementara itu, APS menawarkan solusi yang lebih cepat dan efisien dengan fokus pada kepentingan para pihak yang bersengketa. APS biasanya melibatkan mediasi atau arbitrase yang dilakukan oleh pihak ketiga yang netral untuk membantu para pihak mencapai kesepakatan. Kesimpulan:** Dalam kasus antara Dawanto dan PT DKT, penting untuk menilai kembali legalitas perjanjian yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum. Selain itu, mempertimbangkan penyelesaian melalui APS bisa menjadi alternatif yang lebih baik jika kedua belah pihak ingin menghindari proses hukum yang panjang dan mahal. Dengan demikian, para pihak dapat mencapai resolusi yang lebih cepat dan saling menguntungkan.