Ekonomi Perilaku: Mengapa Manusia Tidak Selalu Bersikap Rasional?

Manusia sering dianggap sebagai makhluk rasional. Namun, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering membuat keputusan yang tidak sepenuhnya didasarkan pada logika atau penalaran yang cermat. Di sinilah konsep ekonomi perilaku berperan, mengungkap mengapa manusia terkadang menyimpang dari model pengambilan keputusan yang sepenuhnya rasional.

Pengaruh Emosi dan Bias Kognitif dalam Ekonomi Perilaku

Ekonomi perilaku mengkaji bagaimana faktor psikologis, sosial, dan kognitif memengaruhi pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu temuan utamanya adalah emosi memainkan peran penting. Ketakutan, keserakahan, atau bahkan sekadar suasana hati dapat memengaruhi pilihan kita, terkadang mengarah pada keputusan yang tidak optimal dalam jangka panjang.

Selain emosi, bias kognitif juga memengaruhi perilaku ekonomi. Bias konfirmasi, misalnya, membuat kita cenderung mencari informasi yang membenarkan keyakinan yang sudah ada, mengabaikan bukti yang bertentangan. Hal ini dapat menyebabkan kita membuat keputusan yang bias dan tidak rasional.

Heuristik: Jalan Pintas Mental dalam Pengambilan Keputusan

Dalam menghadapi informasi yang kompleks, manusia sering menggunakan heuristik, yaitu jalan pintas mental yang menyederhanakan pengambilan keputusan. Meskipun heuristik dapat membantu kita menghemat waktu dan energi, heuristik juga dapat menyebabkan kesalahan sistematis dalam penilaian dan pengambilan keputusan.

Misalnya, heuristik ketersediaan membuat kita menilai probabilitas suatu peristiwa berdasarkan seberapa mudah kita dapat mengingat contohnya. Jika kita baru saja mendengar berita tentang kecelakaan pesawat, kita mungkin menilai risiko terbang lebih tinggi daripada yang sebenarnya.

Peran Konteks Sosial dalam Ekonomi Perilaku

Manusia adalah makhluk sosial, dan perilaku kita dipengaruhi oleh norma, nilai, dan perilaku orang lain di sekitar kita. Dalam konteks ekonomi, hal ini dapat dilihat dalam fenomena seperti "herding behavior," di mana orang meniru tindakan orang lain, bahkan jika tindakan tersebut tidak rasional.

Contohnya adalah antrian panjang di depan restoran baru. Orang mungkin ikut mengantre hanya karena melihat banyak orang lain melakukannya, tanpa benar-benar tahu apakah makanan di restoran tersebut enak atau tidak.

Ekonomi perilaku menyoroti keterbatasan rasionalitas manusia dalam pengambilan keputusan ekonomi. Emosi, bias kognitif, heuristik, dan pengaruh sosial semuanya berperan dalam membentuk pilihan kita, seringkali mengarah pada perilaku yang menyimpang dari model ekonomi tradisional. Memahami prinsip-prinsip ekonomi perilaku dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.