Mendidik: Lebih dari Sekadar Pergaulan **

Dalam pemikiran Driyarkara, pendidikan bukanlah sekadar pergaulan biasa antara orang dewasa dan anak. Ia menegaskan bahwa pergaulan yang mendidik adalah pergaulan yang terjadi antara pendidik dan anak didik, di mana meskipun tanpa niat mendidik, pada dasarnya mengandung unsur pendidikan. Pertanyaan mendasar yang muncul adalah: Apa sebenarnya arti perbuatan mendidik? Driyarkara mengajak kita untuk melihat lebih dalam makna pendidikan. Ia menentang pandangan sempit yang hanya melihat pendidikan sebagai proses transfer pengetahuan. Baginya, pendidikan adalah proses transformasi, di mana pendidik berperan sebagai fasilitator dalam membantu anak didik menemukan jati dirinya dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Pergaulan yang mendidik, menurut Driyarkara, adalah pergaulan yang penuh dengan kasih sayang, perhatian, dan keteladanan. Pendidik yang ideal adalah sosok yang mampu menginspirasi, memotivasi, dan membimbing anak didik untuk mencapai potensi terbaiknya. Pergaulan yang mendidik tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan keluarga, masyarakat, dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap interaksi yang positif dan bermakna dapat menjadi proses pendidikan yang berharga. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa pendidikan bukanlah proses yang statis, melainkan proses yang dinamis dan berkelanjutan. Setiap orang, baik pendidik maupun anak didik, memiliki peran penting dalam membangun proses pendidikan yang bermakna. Wawasan:** Melalui pemikiran Driyarkara, kita diajak untuk melihat pendidikan dengan perspektif yang lebih luas dan mendalam. Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang transformasi diri dan pengembangan potensi. Pergaulan yang mendidik adalah pergaulan yang penuh kasih sayang, perhatian, dan keteladanan, yang mampu menginspirasi dan memotivasi anak didik untuk mencapai potensi terbaiknya.