Adab di Atas Ilmu: Sebuah Pondasi Kokoh untuk Kehidupan yang Bermakna **

Ilmu pengetahuan adalah cahaya yang menerangi jalan hidup manusia. Ia membuka cakrawala pemahaman, memperluas wawasan, dan membekali kita dengan kemampuan untuk memecahkan masalah. Namun, ilmu pengetahuan tanpa diiringi adab yang luhur bagaikan pedang tajam di tangan seorang anak kecil. Ia dapat melukai diri sendiri dan orang lain. Adab, dalam konteks ini, merujuk pada etika, moral, dan tata krama yang menjadi landasan perilaku manusia. Ia mengajarkan kita untuk menghormati diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Adab mengajarkan kita untuk bersikap jujur, adil, dan bertanggung jawab. Mengapa adab di atas ilmu? Karena ilmu tanpa adab dapat melahirkan kesombongan, egoisme, dan bahkan kejahatan. Seorang ilmuwan yang cerdas tetapi tidak beradab dapat menggunakan pengetahuannya untuk menindas, menipu, atau merusak. Sebaliknya, seseorang yang beradab, meskipun tidak memiliki ilmu yang luas, akan selalu berusaha untuk berbuat baik, membantu orang lain, dan menjaga keseimbangan alam. Contoh nyata dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang dokter yang ahli dalam bidangnya, tetapi tidak memiliki adab, mungkin akan bersikap kasar terhadap pasiennya. Seorang pengusaha yang sukses, tetapi tidak beradab, mungkin akan melakukan tindakan curang untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu, adab menjadi pondasi kokoh untuk membangun kehidupan yang bermakna. Ilmu pengetahuan tanpa adab bagaikan bangunan megah tanpa pondasi, rapuh dan mudah runtuh. Marilah kita senantiasa mengutamakan adab dalam setiap langkah kehidupan, agar ilmu yang kita miliki dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Penutup:** Adab di atas ilmu bukan berarti kita harus mengabaikan ilmu pengetahuan. Justru, adab menjadi penuntun agar ilmu yang kita miliki dapat digunakan dengan bijak dan bermanfaat. Dengan mengutamakan adab, kita dapat membangun kehidupan yang harmonis, damai, dan penuh makna.