Tradisi Naik Dango: Simbol Keberlanjutan dan Keharmonisan dalam Budaya Dayak Kanayatn **

Tradisi Naik Dango merupakan salah satu warisan budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Dayak Kanayatn. Lebih dari sekadar ritual, Naik Dango memiliki makna mendalam yang merefleksikan nilai-nilai luhur dan filosofi hidup mereka. Sudut Pandang: Artikel ini akan membahas makna tradisi Naik Dango sebagai simbol keberlanjutan dan keharmonisan dalam budaya Dayak Kanayatn. Isi: Tradisi Naik Dango dirayakan sebagai bentuk syukur atas hasil panen dan memohon berkah untuk panen selanjutnya. Ritual ini melibatkan prosesi membawa sesaji berupa hasil bumi ke puncak gunung, yang melambangkan penghormatan kepada alam dan leluhur. Keberlanjutan: Naik Dango mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian alam. Melalui ritual ini, masyarakat Dayak Kanayatn diingatkan untuk hidup selaras dengan alam dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Keharmonisan: Naik Dango juga menjadi simbol keharmonisan dalam masyarakat. Ritual ini mempererat hubungan antar anggota masyarakat, memperkuat rasa persatuan, dan menjaga tradisi leluhur. Kesimpulan: Tradisi Naik Dango bukan sekadar ritual, tetapi merupakan cerminan nilai-nilai luhur dan filosofi hidup masyarakat Dayak Kanayatn. Ritual ini mengajarkan pentingnya keberlanjutan, keharmonisan, dan penghormatan terhadap alam dan leluhur. Melalui tradisi ini, masyarakat Dayak Kanayatn dapat menjaga kelestarian budaya dan membangun masa depan yang lebih baik. Emosi dan Wawasan:** Melihat semangat dan kegembiraan masyarakat Dayak Kanayatn dalam merayakan Naik Dango, kita dapat merasakan betapa pentingnya tradisi ini bagi mereka. Tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam menjaga kelestarian dan keharmonisan hidup.