Akad Nikah Melalui Telepon: Tinjauan Ushul Fiqih dan Relevansinya di Era Digital **

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya telepon, telah menghadirkan tantangan baru dalam pelaksanaan syariat Islam, termasuk akad nikah. Munculnya pertanyaan, apakah akad nikah melalui telepon sah secara syariat? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dilakukan analisis berdasarkan kaidah-kaidah Ushul Fiqih. Analisis Ushul Fiqih: Ushul Fiqih merupakan ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah dasar dalam menetapkan hukum Islam. Dalam konteks akad nikah melalui telepon, beberapa kaidah Ushul Fiqih yang relevan adalah: * Al-Ashlu fi al-Ashya' al-Ibahah: Asal segala sesuatu adalah halal, kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya. * Al-Qiyas: Menentukan hukum suatu perkara dengan cara menyamakannya dengan perkara lain yang telah diketahui hukumnya. * Al-Maslahah al-Mursalah: Menentukan hukum suatu perkara berdasarkan kemaslahatan yang ditimbulkan. Dalil-Dalil: * Hadits Riwayat Imam Bukhari: "Nikah itu adalah separuh dari agama." Hadits ini menunjukkan pentingnya pernikahan dalam Islam. * Ayat Al-Quran Surat An-Nisa' ayat 24:** "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (menikah)