Batas Laut dan Udara Indonesia: Implikasi Hukum dan Wilayah yang Terlibat

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki batas laut dan udara yang ditentukan oleh hukum internasional. Hukum laut Indonesia mengikuti hasil Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang diratifikasi pada 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaika. Pengesahan UNCLOS ini diikuti dengan pengesahan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 di Indonesia. Dalam UNCLOS, batas laut Indonesia ditentukan berdasarkan tiga zona utama, yaitu Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Zona Laut Teritorial, dan Zona Landas Kontinen. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah salah satu ketentuan penting dalam UNCLOS. ZEE adalah wilayah perairan ekonomis suatu negara yang berbatasan dengan garis dasar pantai dan membentang hingga jarak 200 mil laut ke arah laut bebas. Di dalam ZEE ini, Indonesia memiliki hak untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya laut yang ada. ZEE Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti ikan, minyak, dan gas alam. Zona Laut Teritorial adalah zona laut yang diambil dari garis dasar pantai dan membentang hingga jarak 12 mil laut atau sekitar 22,2 kilometer. Garis dasar pantai merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau di Indonesia. Di dalam Zona Laut Teritorial, Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas laut dan sumber daya alam yang ada di dalamnya. Hal ini mencakup hak untuk mengatur lalu lintas kapal, menjaga keamanan dan ketertiban, serta melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Zona Landas Kontinen adalah zona laut yang merupakan kelanjutan geologis dan morfologis dari benua. Indonesia terletak di antara dua landas kontinen, yaitu Asia dan Australia. Zona Landas Kontinen Indonesia membentang dari garis dasar paling dalam, yaitu dengan kedalaman laut kurang dari 200 meter. Di dalam Zona Landas Kontinen, Indonesia memiliki hak eksklusif untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dasar laut, seperti minyak, gas alam, dan mineral. Selain batas laut, Indonesia juga memiliki batas atas udara yang ditentukan oleh hukum internasional. Batas atas udara wilayah negara Indonesia mengikuti batas laut, sedangkan batas angkasa luar mengikuti hukum internasional yang diatur dalam Konvensi Chicago 1944. Batas atas udara ini memiliki implikasi penting dalam pengaturan lalu lintas udara, keamanan nasional, dan perlindungan lingkungan. Perairan Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara, yaitu India, Sri Lanka, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Batas laut dan udara yang ditetapkan oleh hukum internasional ini menjadi dasar bagi Indonesia dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional di wilayah perairan dan udara yang luas. Dengan mengikuti hukum internasional dan memiliki batas laut dan udara yang jelas, Indonesia dapat melindungi kepentingan nasionalnya, mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, dan menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah perairan dan udara yang luas.