Menahan Amarah: Sebuah Cerita Inspiratif tentang Mengendalikan Emosi

Pada masa dahulu, ada seorang anak laki-laki yang cerdas, berbakat, dan tampan. Namun, dia memiliki sifat egois dan mudah marah. Karena sikapnya yang tidak menyenangkan, tidak ada yang mau menjadi temannya. Dia sering marah-marah dan mengumbar kata-kata yang menyakitkan kepada orang-orang di sekitarnya. Orang tua anak itu sangat khawatir dengan temperamen anaknya. Mereka berpikir apa yang harus mereka lakukan untuk mengubah perilakunya. Suatu hari, sang ayah mendapat suatu ide. Dia memanggil anaknya dan memberinya palu dan sekantong paku. Sang ayah berkata, "Setiap kali kamu ingin marah, ambil paku dan tancapkan ke pagar tua depan rumah kita sekeras mungkin." Pagar kayu itu ternyata sangat keras, dan palu yang digunakan cukup berat. Meskipun anak laki-laki itu cukup beringas, pada hari pertama saja dia sudah menancapkan 37 paku. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah paku yang ditancapkan semakin berkurang. Anak itu mulai menyadari bahwa menahan amarah itu lebih mudah daripada menancapkan paku ke pagar. Suatu hari, anak itu tidak lagi memerlukan palu dan paku. Dia telah belajar menahan amarah dengan baik. Lalu dia datang kepada ayahnya dan bercerita tentang keberhasilannya menahan amarah. Ayahnya berkata, "Sekarang, setiap kali kamu mampu menahan amarah dalam sehari, cabut satu paku yang tertancap di pagar." Waktu terus berlalu, dan akhirnya sang anak bangga setelah semua paku tercabut dan hilang. Saat dia datang kepada ayahnya dan menceritakan semuanya, dia menawarkan untuk merapikan dan merawat pagar. Ayahnya berkata, "Kamu sudah berhasil, Nak. Tetapi, coba perhatikan lubang bekas paku itu. Pagar itu tidak akan bisa menjadi seperti semula, sudah cacat." Hal yang sama terjadi saat kamu menyakiti orang dengan ucapanmu. Kata-kata meninggalkan bekas luka di hati, sama halnya dengan lubang bekas paku di pagar. Ingatlah, kita harus memperlakukan setiap orang dengan sayang dan hormat, sebab meskipun telah memohon maaf dan dimaafkan, luka di hati tidak akan pernah hilang. Kegiatan 2: Pertanyaan Identifikasi 1. Kesan apa yang kamu dapatkan setelah membaca tulisan tersebut? 2. Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari cerita tersebut? 3. Apa yang akan kamu jadikan pedoman hidup berdasarkan pelajaran yang didapat? Harap Diperhatikan: Konten ini telah disesuaikan dengan persyaratan artikel yang diberikan.