Kritik terhadap Teori Liberalisme: Perspektif Realis dan Marxis

Teori liberalisme, dengan penekanannya pada kerja sama internasional, hak asasi manusia, dan demokrasi, telah menjadi salah satu kerangka pemikiran dominan dalam studi hubungan internasional. Namun, teori ini tidak luput dari kritik, terutama dari perspektif realis dan Marxis. Kedua perspektif ini menawarkan pandangan yang kontras terhadap liberalisme, menantang asumsi-asumsi utamanya dan menyoroti kelemahannya dalam menjelaskan realitas politik global.

Kritik Realis terhadap Liberalisme

Realism, dengan fokusnya pada kekuasaan dan kepentingan nasional, melihat liberalisme sebagai naif dan tidak realistis. Realis berpendapat bahwa negara-negara selalu bertindak berdasarkan kepentingan egois mereka, dan kerja sama internasional hanya terjadi ketika menguntungkan mereka. Mereka menentang gagasan bahwa lembaga internasional dapat secara efektif mengatur perilaku negara, karena negara-negara selalu berusaha untuk memaksimalkan kekuatan mereka dan meminimalkan ketergantungan mereka pada pihak lain.

Salah satu kritik utama realis terhadap liberalisme adalah bahwa teori ini mengabaikan peran kekuatan dalam hubungan internasional. Realis berpendapat bahwa kekuatan militer dan ekonomi adalah faktor utama yang menentukan perilaku negara, dan bahwa liberalisme gagal untuk memperhitungkan hal ini. Mereka juga menentang gagasan bahwa demokrasi dan hak asasi manusia dapat dipromosikan secara universal, karena nilai-nilai ini seringkali bertentangan dengan kepentingan nasional negara-negara.

Kritik Marxis terhadap Liberalisme

Marxisme, dengan fokusnya pada kelas sosial dan eksploitasi, melihat liberalisme sebagai ideologi yang melayani kepentingan kelas penguasa. Marxis berpendapat bahwa liberalisme hanya mempromosikan kebebasan dan demokrasi bagi kelas menengah dan atas, sementara kelas pekerja tetap terpinggirkan dan terkekang. Mereka juga menentang gagasan bahwa negara-negara dapat bekerja sama secara adil dan setara, karena sistem kapitalis global secara inheren tidak adil dan menciptakan ketidaksetaraan.

Kritik utama Marxis terhadap liberalisme adalah bahwa teori ini gagal untuk mengatasi akar penyebab konflik internasional, yaitu sistem kapitalis global. Marxis berpendapat bahwa persaingan ekonomi dan perebutan sumber daya antara negara-negara kapitalis adalah penyebab utama perang dan konflik. Mereka juga menentang gagasan bahwa lembaga internasional dapat secara efektif mengatasi masalah global seperti kemiskinan dan ketidaksetaraan, karena lembaga-lembaga ini didominasi oleh negara-negara kapitalis yang memiliki kepentingan sendiri.

Kesimpulan

Kritik realis dan Marxis terhadap liberalisme menunjukkan bahwa teori ini memiliki keterbatasan dalam menjelaskan realitas politik global. Realis berpendapat bahwa liberalisme mengabaikan peran kekuatan dan kepentingan nasional, sementara Marxis berpendapat bahwa teori ini gagal untuk mengatasi akar penyebab konflik internasional. Meskipun demikian, liberalisme tetap menjadi kerangka pemikiran yang penting dalam studi hubungan internasional, dan kritik-kritik terhadapnya telah membantu untuk memperkaya dan mengembangkan teori ini.