list-system 1. B agaimana keterkaitan antara otonomi daerah dengan desentralisa si fiskal dan pemungutan pajak daerah? 2. Apa hal-hal yang melatarbela kangi perubahan kebijakan pemerintah mengenai perubahan dari sistem daftar terbuka menjadi sistem daftar tertutup? 3. Apa yang dimaksud dengan sistem daftar terbuka dan sistem daftar tertutup?

Berikut penjelasan mengenai pertanyaan yang Anda ajukan:

1. Bagaimana keterkaitan antara otonomi daerah dengan desentralisasi fiskal dan pemungutan pajak daerah?

Otonomi daerah, desentralisasi fiskal, dan pemungutan pajak daerah memiliki keterkaitan yang erat dan saling mempengaruhi. Otonomi daerah memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, termasuk dalam hal keuangan. Desentralisasi fiskal merupakan bagian integral dari otonomi daerah, di mana kewenangan pengumpulan dan pengelolaan pendapatan daerah dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Pemungutan pajak daerah menjadi salah satu sumber utama pendapatan daerah yang dikelola secara otonom.

Keterkaitannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

* Otonomi daerah memberikan landasan hukum bagi desentralisasi fiskal: Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah pusat dapat melimpahkan kewenangan fiskal kepada daerah. Hal ini memungkinkan daerah untuk memiliki sumber pendapatan sendiri dan lebih mandiri dalam membiayai pembangunan daerah.

* Desentralisasi fiskal memungkinkan daerah untuk meningkatkan pendapatan melalui pemungutan pajak daerah: Dengan kewenangan yang diberikan, daerah dapat menetapkan dan memungut pajak daerah sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah masing-masing. Jenis pajak daerah yang dapat dipungut diatur dalam peraturan perundang-undangan.

* Pemungutan pajak daerah menjadi indikator keberhasilan otonomi daerah: Kemampuan daerah dalam mengelola dan meningkatkan pendapatan melalui pemungutan pajak daerah menunjukkan tingkat kemandirian dan efektivitas otonomi daerah. Pendapatan daerah yang tinggi dapat digunakan untuk membiayai pembangunan dan pelayanan publik di daerah.

Namun, keterkaitan ini juga menimbulkan tantangan, seperti:

* Kemampuan daerah dalam mengelola keuangan: Tidak semua daerah memiliki kapasitas yang sama dalam mengelola keuangan dan memungut pajak. Perlu adanya peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam hal perencanaan, penganggaran, dan pengawasan keuangan.

* Potensi ketidakmerataan: Desentralisasi fiskal dapat menyebabkan ketidakmerataan pendapatan antar daerah, terutama antara daerah kaya dan daerah miskin. Pemerintah pusat perlu merancang mekanisme untuk mengurangi kesenjangan tersebut, misalnya melalui transfer dana perimbangan.

* Koordinasi antar pemerintah: Koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan efektivitas desentralisasi fiskal dan pemungutan pajak daerah.


2. Apa hal-hal yang melatarbelakangi perubahan kebijakan pemerintah mengenai perubahan dari sistem daftar terbuka menjadi sistem daftar tertutup?

Perubahan kebijakan pemerintah dari sistem daftar terbuka ke sistem daftar tertutup dalam pemilihan umum (umumnya untuk pemilihan legislatif) didorong oleh berbagai faktor, antara lain:

* Menurunnya kualitas anggota legislatif: Sistem daftar terbuka dianggap oleh sebagian pihak telah menghasilkan anggota legislatif yang lebih fokus pada popularitas pribadi daripada kinerja dan program partai. Hal ini dikarenakan dalam sistem terbuka, suara individu lebih diutamakan daripada suara partai.

* Meningkatnya politik uang: Sistem daftar terbuka dianggap rentan terhadap politik uang karena kandidat harus bersaing secara individu untuk mendapatkan suara. Hal ini dapat menyebabkan biaya politik yang tinggi dan menghambat partisipasi calon dari kalangan yang kurang mampu.

* Menurunnya disiplin partai: Sistem daftar terbuka dianggap melemahkan disiplin partai karena kandidat cenderung lebih loyal kepada konstituen daripada kepada partai. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi partai dalam mengkoordinasikan kebijakan dan program.

* Meningkatkan peran partai politik: Sistem daftar tertutup diharapkan dapat memperkuat peran partai politik dalam menentukan calon dan program. Partai politik diharapkan dapat lebih bertanggung jawab atas kinerja anggota legislatif yang mereka usung.

* Pertimbangan efektivitas dan efisiensi: Sistem daftar tertutup dianggap lebih efektif dan efisien dalam proses penentuan calon dan mengurangi biaya politik.


3. Apa yang dimaksud dengan sistem daftar terbuka dan sistem daftar tertutup?

* Sistem Daftar Terbuka: Dalam sistem ini, pemilih dapat memilih calon secara langsung. Pemilih tidak hanya memilih partai, tetapi juga memilih calon perorangan dari partai tersebut. Urutan calon dalam daftar partai tidak menentukan siapa yang terpilih. Calon yang memperoleh suara terbanyak dari masing-masing partai akan terpilih.

* Sistem Daftar Tertutup: Dalam sistem ini, pemilih hanya memilih partai politik. Urutan calon dalam daftar partai yang diajukan oleh partai politik menentukan siapa yang terpilih. Pemilih tidak dapat memilih calon secara langsung. Partai politik memiliki kendali penuh atas siapa yang akan menjadi anggota legislatif dari partai tersebut.


Perlu diingat bahwa argumen mengenai sistem mana yang lebih baik masih terus diperdebatkan. Kedua sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keberhasilan penerapan suatu sistem juga bergantung pada konteks politik dan budaya suatu negara.