atihan 2 etunjuk : Jawab pertanyaan berikut dengan tepat! 1. Jelaskan 4 ukuran yang menjadi dasar pembagian kelas stratifikasi sosial! 2.Mengapa dalam masyarakat timbul stratifikasi sosial? 3. Jelaskan dua sifat stratifikasi sosial! 4.Jelaskan tentang fungsi stratifikasi sosial di masyarakat ! 5.Jelaskan bentuk pelapisan sosial pada masyarakat pertanian I Bagaimana sistem pelapisan sosial pada masyarakat modern seperti saat ini ? Jelaskan dasar pelapisan sosial pada masa penjajahan Belanda ! Jelaskan konsekuensi differensiasi sosial terhadap pergaulan hidup masyarakat? 9. Jelaskan tiga hak-hak istimewa yang dinikmati oleh orang yang berada pada lapisan atas 10. Jelaskan konsekuensi yang ditimbulkan oleh stratifikasi sosial terhadap pergaulan hidup masyarakat.

Berikut jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan Anda mengenai stratifikasi sosial:

1. Empat Ukuran Dasar Pembagian Kelas Stratifikasi Sosial:

Stratifikasi sosial dibagi berdasarkan beberapa ukuran, empat yang paling umum adalah:

* Kekayaan (Wealth): Meliputi kepemilikan aset (tanah, bangunan, saham, dll.) dan kekayaan bersih (aset dikurangi hutang). Orang kaya memiliki akses lebih besar ke sumber daya dan kesempatan.
* Pendapatan (Income): Merujuk pada penghasilan yang diperoleh dalam periode tertentu (misalnya, gaji, upah, keuntungan bisnis). Pendapatan mempengaruhi gaya hidup dan akses ke barang dan jasa.
* Kekuasaan (Power): Kemampuan untuk mempengaruhi atau mengendalikan orang lain, bahkan melawan kehendak mereka. Kekuasaan dapat berasal dari jabatan politik, ekonomi, atau sosial.
* Prestise (Prestige): Penghargaan atau reputasi sosial yang melekat pada suatu posisi atau pekerjaan. Profesi tertentu (dokter, pengacara) umumnya memiliki prestise lebih tinggi daripada yang lain (buruh kasar).


2. Mengapa Stratifikasi Sosial Timbul dalam Masyarakat?

Stratifikasi sosial muncul karena beberapa faktor yang saling berkaitan, antara lain:

* Pembagian Kerja: Masyarakat yang kompleks membutuhkan pembagian kerja yang menghasilkan spesialisasi peran dan keterampilan. Beberapa peran dianggap lebih penting atau membutuhkan keahlian yang lebih langka, sehingga menghasilkan perbedaan dalam imbalan dan status.
* Kelangkaan Sumber Daya: Sumber daya seperti kekayaan, kekuasaan, dan kesempatan selalu terbatas. Persaingan untuk mendapatkan sumber daya ini menciptakan hierarki sosial.
* Nilai dan Norma Budaya: Nilai dan norma budaya suatu masyarakat menentukan bagaimana sumber daya didistribusikan dan bagaimana status sosial ditentukan. Sistem nilai yang menekankan prestasi individu akan menghasilkan stratifikasi yang berbeda dengan sistem nilai yang menekankan kelahiran atau keturunan.
* Konflik dan Kekuasaan: Kelompok yang memiliki kekuasaan seringkali menggunakannya untuk mempertahankan posisi dominan mereka dalam sistem stratifikasi. Konflik antara kelompok-kelompok sosial juga berkontribusi pada pembentukan dan pemeliharaan stratifikasi.


3. Dua Sifat Stratifikasi Sosial:

* Bersifat Universal: Stratifikasi sosial ditemukan di hampir semua masyarakat, meskipun bentuk dan tingkatnya berbeda-beda. Tidak ada masyarakat yang benar-benar egaliter.
* Bersifat Berkelanjutan: Stratifikasi sosial cenderung bertahan dari generasi ke generasi. Meskipun mobilitas sosial (perubahan posisi sosial) mungkin terjadi, sistem stratifikasi secara umum tetap stabil dalam jangka panjang.


4. Fungsi Stratifikasi Sosial di Masyarakat:

Stratifikasi sosial, meskipun menimbulkan ketidaksetaraan, juga memiliki beberapa fungsi yang dianggap positif oleh beberapa teori sosiologi (terutama teori fungsionalis):

* Motivasi Prestasi: Sistem imbalan yang tidak setara dapat memotivasi individu untuk bekerja keras dan mencapai prestasi yang lebih tinggi untuk mendapatkan posisi sosial yang lebih baik.
* Pengisian Peran: Stratifikasi membantu memastikan bahwa posisi-posisi penting dalam masyarakat diisi oleh orang-orang yang paling kompeten dan berkualitas.
* Integrasi Sosial: Meskipun kontroversial, beberapa berpendapat bahwa stratifikasi dapat menciptakan rasa ketertiban dan stabilitas sosial dengan menetapkan hierarki yang jelas. Namun, hal ini seringkali dibantah karena stratifikasi justru dapat memicu konflik sosial.


5. Pelapisan Sosial pada Masyarakat Pertanian:

Pada masyarakat pertanian tradisional, pelapisan sosial umumnya didasarkan pada kepemilikan tanah dan kekuasaan. Sistemnya cenderung bersifat hierarkis dengan lapisan atas terdiri dari bangsawan atau pemilik tanah besar, lapisan tengah terdiri dari petani pemilik lahan kecil dan pedagang, dan lapisan bawah terdiri dari petani penggarap dan buruh tani. Mobilitas sosial sangat terbatas.


6. Sistem Pelapisan Sosial pada Masyarakat Modern:

Masyarakat modern memiliki sistem pelapisan sosial yang lebih kompleks dan dinamis. Meskipun kekayaan dan kekuasaan masih menjadi faktor penting, pendidikan, pekerjaan, dan keterampilan juga memainkan peran yang signifikan. Mobilitas sosial lebih mungkin terjadi, meskipun ketidaksetaraan masih tetap ada. Sistem ini seringkali digambarkan sebagai sistem kelas terbuka, meskipun elemen kelas tertutup masih dapat ditemukan.


7. Dasar Pelapisan Sosial pada Masa Penjajahan Belanda:

Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, sistem pelapisan sosial didasarkan pada etnis, ras, dan status kolonial. Eropa menempati lapisan atas, diikuti oleh pribumi yang bekerja sama dengan pemerintah kolonial (seperti priyayi), kemudian pribumi lainnya, dan terakhir budak. Sistem ini menciptakan ketidaksetaraan yang ekstrem dan menghambat mobilitas sosial.


8. Konsekuensi Diferensiasi Sosial terhadap Pergaulan Hidup Masyarakat:

Diferensiasi sosial (perbedaan dalam status dan peran sosial) dapat menghasilkan berbagai konsekuensi terhadap pergaulan hidup masyarakat, termasuk:

* Diskriminasi dan Prasangka: Perbedaan status dapat menyebabkan diskriminasi dan prasangka terhadap kelompok-kelompok tertentu.
* Konflik Sosial: Ketidaksetaraan dapat memicu konflik antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda.
* Pembentukan Subkultur: Kelompok-kelompok sosial yang berbeda dapat mengembangkan subkultur mereka sendiri yang mencerminkan nilai-nilai dan gaya hidup mereka.
* Kesenjangan Sosial: Diferensiasi sosial dapat memperlebar kesenjangan sosial antara kelompok-kelompok yang kaya dan miskin.


9. Tiga Hak Istimewa Orang di Lapisan Atas:

Orang-orang di lapisan atas masyarakat seringkali menikmati hak istimewa berikut:

* Akses ke Sumber Daya yang Lebih Baik: Mereka memiliki akses yang lebih mudah ke pendidikan berkualitas tinggi, perawatan kesehatan yang baik, dan kesempatan ekonomi yang lebih luas.
* Pengaruh Politik yang Lebih Besar: Mereka memiliki pengaruh yang lebih besar dalam pengambilan keputusan politik dan kebijakan publik.
* Gaya Hidup yang Lebih Mewah: Mereka dapat menikmati gaya hidup yang lebih mewah dan nyaman, termasuk akses ke barang dan jasa eksklusif.


10. Konsekuensi Stratifikasi Sosial terhadap Pergaulan Hidup Masyarakat:

Stratifikasi sosial memiliki konsekuensi yang luas terhadap pergaulan hidup masyarakat, termasuk:

* Ketidaksetaraan dalam Akses ke Sumber Daya: Hal ini dapat menyebabkan kemiskinan, kurangnya akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan, dan kesempatan ekonomi yang terbatas bagi kelompok-kelompok yang kurang beruntung.
* Konflik Sosial: Ketidaksetaraan dapat memicu konflik sosial, protes, dan bahkan kekerasan.
* Diskriminasi dan Prasangka: Stratifikasi dapat memperkuat diskriminasi dan prasangka terhadap kelompok-kelompok tertentu.
* Kurangnya Mobilitas Sosial: Sistem stratifikasi yang kaku dapat membatasi mobilitas sosial dan mencegah individu untuk meningkatkan posisi sosial mereka.
* Perbedaan dalam Kesehatan dan Kesejahteraan: Ketidaksetaraan dapat menyebabkan perbedaan dalam kesehatan dan kesejahteraan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda.


Semoga jawaban ini membantu! Ingatlah bahwa stratifikasi sosial adalah topik yang kompleks dan jawaban-jawaban di atas merupakan gambaran umum. Ada banyak teori dan perspektif yang berbeda mengenai topik ini.