Kritik terhadap Uraian Model Integrasi di Indonesi
Dalam uraian tentang model integrasi di Indonesia, terdapat beberapa kritik yang dapat diajukan terhadap kedua model yang disebutkan, yaitu model integrasi imperium Majapahit dan model integrasi kolonial. Pertama, model integrasi imperium Majapahit memiliki kelemahan dalam mencapai kesatuan yang sebenarnya. Meskipun terdapat struktur konsentris yang mengatur wilayah inti kerajaan, wilayah di luar Jawa, dan negara-negara sahabat, namun integrasi ini lebih bersifat politik dan ekonomi daripada integrasi sosial dan budaya. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa kerajaan-kerajaan otonom di luar Jawa masih mempertahankan identitas dan kebudayaan mereka sendiri. Oleh karena itu, model integrasi imperium Majapahit tidak mampu menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia. Kedua, model integrasi kolonial juga memiliki kelemahan dalam mencapai kesatuan yang sebenarnya. Meskipun pemerintah kolonial berhasil membangun integrasi wilayah dengan menguasai maritim dan membangun jaringan birokrasi kolonial, namun integrasi ini lebih didasarkan pada kepentingan penguasa kolonial daripada kepentingan rakyat Indonesia. Pemerintah kolonial tidak memiliki dukungan massa yang berarti, sehingga integrasi ini hanya menciptakan kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial. Selain itu, integrasi ini juga tidak mampu menghargai dan menghormati keragaman budaya dan identitas bangsa Indonesia. Dalam konteks sejarah pembangunan integrasi di Indonesia, penting untuk mengkritisi dan memahami kelemahan dari model-model yang ada. Dalam mencapai integrasi yang sebenarnya, diperlukan pendekatan yang lebih inklusif dan menghargai keragaman budaya dan identitas bangsa Indonesia. Integrasi yang berpusat pada kepentingan rakyat Indonesia dan memperkuat persatuan serta kesatuan bangsa akan menjadi landasan yang kuat untuk membangun negara Indonesia yang merdeka dan maju.