Perilaku Organisasi yang Melemahkan Penyelenggaraan Pemerintahan: Analisis Kasus Keterlambatan Penyaluran Bansos
Isu yang diangkat adalah keterlambatan penyaluran bantuan sosial (bansos) di daerah, yang seringkali diberitakan media massa seperti Kompas.com. Keterlambatan ini menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat penerima manfaat, memperburuk kesejahteraan mereka, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah. (Contoh berita dapat dicari di Kompas.com dengan kata kunci "keterlambatan bansos"). Ini merupakan masalah perilaku organisasi karena menunjukkan kegagalan dalam koordinasi, perencanaan, dan implementasi program pemerintah di tingkat daerah. Salah satu prinsip pengorganisasian yang relevan dari rekomendasi LAN (2023) adalah prinsip *efisiensi dan efektivitas*. Keterlambatan penyaluran bansos menunjukkan rendahnya efisiensi dan efektivitas dalam proses administrasi dan distribusi. Ketidakjelasan alur kerja, kurangnya koordinasi antar instansi terkait (misalnya, Dinas Sosial, Kementerian Sosial, dan lembaga penyalur), serta kurangnya pengawasan, menjadi faktor penyebabnya. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan bansos, perbaikan sistem penyaluran yang lebih terintegrasi dan berbasis teknologi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan demikian, prinsip efisiensi dan efektivitas dapat diwujudkan, sehingga bansos dapat tersalurkan tepat waktu dan tepat sasaran, meningkatkan kepercayaan publik dan kesejahteraan masyarakat. Solusi ini selaras dengan prinsip-prinsip good governance yang menekankan pada akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi publik. (Catatan: Karena tidak diberikan link berita spesifik dari Kompas.com, contoh berita hanya disebutkan secara umum. Pengguna perlu mencari dan menambahkan link berita yang relevan untuk melengkapi analisis ini.)