Perubahan Populasi Kupu-kupu Bersayap Cerah dan Gelap Setelah Revolusi Industri: Kaitannya dengan Teori Darwin
Setelah Revolusi Industri di Inggris, terjadi perubahan yang signifikan dalam populasi kupu-kupu bersayap cerah dan gelap. Sebelum revolusi, jumlah kupu-kupu bersayap cerah lebih banyak daripada kupu-kupu bersayap gelap. Namun, setelah revolusi, terjadi pergeseran yang mengejutkan, di mana jumlah kupu-kupu bersayap cerah menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan kupu-kupu bersayap gelap. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana kaitannya dengan teori Darwin? Teori Darwin tentang seleksi alam dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perubahan ini. Menurut teori ini, individu dengan sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah memiliki peluang yang lebih besar untuk berkembang biak dan mewariskan sifat-sifat tersebut kepada keturunannya. Dalam kasus ini, perubahan lingkungan yang disebabkan oleh revolusi industri telah menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi kupu-kupu bersayap gelap. Sebelum revolusi industri, lingkungan alami yang lebih banyak terdiri dari pepohonan dan vegetasi yang cerah. Kupu-kupu bersayap cerah memiliki keuntungan dalam hal mimikri dan perlindungan dari predator, karena warna cerah mereka dapat menyatu dengan latar belakang yang lebih terang. Namun, setelah revolusi industri, polusi udara dan pencemaran lingkungan menyebabkan perubahan drastis dalam latar belakang lingkungan. Vegetasi yang cerah menjadi langka, sementara latar belakang yang lebih gelap dan kotor menjadi dominan. Dalam kondisi ini, kupu-kupu bersayap gelap memiliki keuntungan yang lebih besar. Warna gelap mereka memungkinkan mereka untuk lebih mudah menyamar dan menyatu dengan latar belakang yang lebih gelap. Sebagai hasilnya, mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Keturunan mereka yang memiliki sifat-sifat ini kemudian menjadi lebih dominan dalam populasi kupu-kupu. Perubahan ini sesuai dengan prinsip seleksi alam yang diajukan oleh Darwin. Kupu-kupu bersayap gelap memiliki sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah, dan oleh karena itu, mereka memiliki keunggulan dalam reproduksi dan peningkatan populasi. Sementara itu, kupu-kupu bersayap cerah menghadapi kesulitan dalam menyamar dan melindungi diri mereka sendiri, sehingga jumlah mereka menjadi lebih sedikit seiring waktu. Dalam kesimpulan, perubahan populasi kupu-kupu bersayap cerah dan gelap setelah revolusi industri dapat dijelaskan dengan menggunakan teori seleksi alam Darwin. Lingkungan yang berubah setelah revolusi menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi kupu-kupu bersayap gelap, yang memiliki sifat-sifat yang lebih cocok untuk bertahan hidup. Perubahan ini menunjukkan bagaimana evolusi dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat sebagai respons terhadap perubahan lingkungan.