Pentingnya Meratifikasi Instrumen Hak Asasi Manusia dalam Menangani Pelanggaran HAM di Indonesi
Indonesia adalah negara yang memiliki sikap egois dan rendah dalam menghargai hak asasi manusia (HAM). Tidak toleran terhadap perbedaan dan sering kali melanggar hak-hak dasar manusia. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan meratifikasi instrumen hak asasi manusia. Meratifikasi instrumen hak asasi manusia adalah proses di mana suatu negara secara resmi mengakui dan menerima kewajiban untuk mematuhi dan melindungi hak asasi manusia yang diatur dalam instrumen tersebut. Dalam konteks Indonesia, meratifikasi instrumen hak asasi manusia dapat dilakukan melalui proses amendemen UUD 1945 dan pembuatan undang-undang terkait HAM. Salah satu instrumen hak asasi manusia yang penting untuk diratifikasi oleh Indonesia adalah Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pengesahan Instrumen Hak Asasi Manusia Internasional. Dengan meratifikasi instrumen ini, Indonesia akan secara resmi mengakui dan menerima kewajiban untuk melindungi dan memenuhi hak asasi manusia yang diatur dalam instrumen tersebut. Selain itu, peraturan daerah atau Perda yang dibuat oleh Pemerintah Daerah juga harus sesuai dengan UUD 1945. Hal ini menandakan kedudukan UUD 1945 sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi di Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah daerah dapat dihindari dan diatasi. Meratifikasi instrumen hak asasi manusia memiliki banyak manfaat bagi Indonesia. Pertama, meratifikasi instrumen ini akan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia sebagai negara yang menghargai dan melindungi hak asasi manusia. Hal ini akan membuka peluang kerjasama dan investasi dari negara-negara lain. Kedua, meratifikasi instrumen hak asasi manusia juga akan memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya instrumen hak asasi manusia yang diakui secara resmi, masyarakat dapat dengan lebih mudah melaporkan pelanggaran hak asasi manusia yang mereka alami dan mendapatkan keadilan. Terakhir, meratifikasi instrumen hak asasi manusia juga akan mendorong perubahan positif dalam sistem hukum dan kebijakan di Indonesia. Dengan mengakui dan menerima kewajiban untuk melindungi dan memenuhi hak asasi manusia, pemerintah akan terdorong untuk melakukan reformasi hukum dan kebijakan yang lebih berorientasi pada hak asasi manusia. Dalam kesimpulan, meratifikasi instrumen hak asasi manusia adalah langkah penting dalam menangani pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Dengan meratifikasi instrumen ini, Indonesia akan mengakui dan menerima kewajiban untuk melindungi dan memenuhi hak asasi manusia. Hal ini akan meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat bagi masyarakat, dan mendorong perubahan positif dalam sistem hukum dan kebijakan.