Perilaku Raja Paku Buwana IX dalam Menanggapi Surat dari Arthur Earle
Pada tahun 1880, seorang pedagang Inggris bernama Arthur Earle mengunjungi keraton Surakarta untuk menyampaikan sepucuk surat kepada Sunan Paku Buwana IX. Dalam catatan harian Earle, ia menceritakan perilaku raja tersebut dengan gaya sikap yang menarik perhatian. Ketika Paku Buwana X, yang saat itu masih menjadi kaisar, melihat kedatangan kami, ia membungkuk sebagai tanda penghormatan. Namun, untuk menunjukkan betapa ia tidak menghormati kami, ia langsung meludah ke dalam tempat ludah yang terbuat dari emas. Tempat ludah tersebut tinggi besar dengan kaki-kaki indah yang terbuat dari perak, dan berdiri tegak di sampingnya. Setelah itu, Paku Buwana X mengambil surat yang terbungkus kain kuning yang diberikan kepadanya. Dengan menggunakan sapu tangan sutra besar, ia mencari-cari pisau saku guna membuka surat tersebut. Kesenyapan yang meliputi semua ini sungguh mencekam. Akhirnya, setelah menemukan pisau saku itu, Paku Buwana X membuka surat dan membacanya dengan seksama. Setelah memahami isinya, ia menyatakan bahwa surat tersebut sudah dipahami. Perilaku raja Paku Buwana IX ini menunjukkan sikap yang unik dan menarik. Meskipun mungkin terdengar aneh bagi kita, namun hal ini merupakan bagian dari budaya dan adat istiadat yang berbeda di keraton Surakarta pada masa itu. Kesimpulan: Perilaku raja Paku Buwana IX dalam menanggapi surat dari Arthur Earle menunjukkan sikap yang unik dan menarik. Meskipun mungkin terdengar aneh bagi kita, namun hal ini merupakan bagian dari budaya dan adat istiadat yang berbeda di keraton Surakarta pada masa itu.