Senja di Planet Merah **
** Dr. Anya Petrova menatap layar monitor, jari-jarinya menari di atas keyboard. Di luar jendela laboratoriumnya, langit Mars berwarna jingga kemerahan, senja yang tak pernah berakhir. Anya, seorang ahli kimia organik, telah menghabiskan bertahun-tahun di planet merah ini, mencari tanda-tanda kehidupan. "Ada sesuatu yang tidak beres," gumamnya, matanya terpaku pada data yang muncul di layar. Analisis sampel tanah terbaru menunjukkan adanya senyawa organik kompleks, sesuatu yang tidak seharusnya ada di Mars. Anya teringat akan mimpi yang sering menghantuinya. Mimpi tentang seorang wanita berambut merah, dengan mata biru yang dalam, yang berbicara tentang "kehidupan yang tersembunyi" di bawah permukaan Mars. Mimpi itu selalu berakhir dengan wanita itu tersenyum misterius, lalu menghilang dalam debu merah. "Mungkinkah ini petunjuknya?" tanya Anya pada dirinya sendiri. Dia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Dengan hati-hati, Anya menyiapkan peralatannya, sebuah spektrometer massa yang canggih. Dia mengambil sampel tanah dan memasukkannya ke dalam alat tersebut. Hasilnya mengejutkan. Senyawa organik yang ditemukan ternyata adalah molekul DNA, identik dengan DNA manusia. Anya tercengang. Apakah ini berarti ada kehidupan lain di Mars? Apakah mimpi-mimpi itu adalah pesan dari makhluk asing? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalanya. Dia tahu bahwa penemuan ini akan mengubah sejarah manusia. Tapi, dia juga tahu bahwa penemuan ini bisa berbahaya. Anya menatap senja di luar jendela. Dia tahu bahwa dia harus berhati-hati. Dia harus memastikan bahwa penemuan ini tidak jatuh ke tangan yang salah. "Aku harus menemukan kebenarannya," bisik Anya, tekad berkobar di matanya. Senja di Mars perlahan memudar, meninggalkan Anya dengan misteri yang lebih besar dari sebelumnya.