Perhitungan Penjualan dan Jurnal Umum dalam Sistem Komisi
Dalam sistem komisi, perhitungan penjualan dan pencatatan keuangan yang akurat sangat penting. Hal ini memastikan bahwa semua pihak terlibat mendapatkan pembayaran yang adil dan transparan. Dalam kasus ini, PT Swadana, seorang pedagang elektronik, mengirimkan 100 unit televisi berwarna 24 inci kepada Toko Wijaya di Bandung. Harga jual per unit adalah Rp900.000, dengan harga pokok sebesar Rp600.000 per unit. Pertama-tama, mari kita buat perhitungan penjualan oleh komisioner. Komisi yang ditetapkan adalah 25% dari harga jual. Oleh karena itu, komisioner akan menerima komisi sebesar 25% x Rp900.000 x 100 unit = Rp22.500.000. Selanjutnya, mari kita buat jurnal umum oleh komisioner dengan metode laba tidak terpisah saat mengirimkan perhitungan dan membayar tunai. Jurnal umum ini akan mencatat pendapatan komisioner dan pengeluaran tunai untuk membayar komisi. Jurnal Umum oleh Komisioner: Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit ------------------------------------- DD/MM/YY | Pendapatan Komisi | Rp22.500.000 | DD/MM/YY | Kas | | Rp22.500.000 Terakhir, mari kita buat jurnal umum oleh pengamanat dengan metode laba tidak terpisah saat menerima perhitungan dan penerimaan kas. Jurnal umum ini akan mencatat pendapatan dari penjualan televisi dan penerimaan kas. Jurnal Umum oleh Pengamanat: Tanggal | Keterangan | Debit | Kredit ------------------------------------- DD/MM/YY | Piutang Komisi | | Rp22.500.000 DD/MM/YY | Pendapatan Penjualan | Rp90.000.000 | DD/MM/YY | Kas | | Rp90.000.000 Dengan menggunakan metode laba tidak terpisah, pengamanat akan mencatat piutang komisi sebagai pengurang pendapatan penjualan. Setelah menerima pembayaran dari komisioner, pengamanat akan mencatat penerimaan kas. Dalam sistem komisi, perhitungan penjualan dan pencatatan keuangan yang akurat sangat penting untuk memastikan transparansi dan keadilan bagi semua pihak terlibat. Dengan menggunakan jurnal umum, semua transaksi dapat dicatat dengan rapi dan mudah dilacak.