Hukum Pidana Di Luar Kodifikasi Pasca KUHP Baru** **
1. Perbedaan Hukum Pidana Di Dalam dan Di Luar Kodifikasi Pasca KUHP Baru Hukum pidana di dalam kodifikasi merujuk pada peraturan-peraturan yang telah disusun dan disahkan dalam bentuk undang-undang atau kode hukum tertentu, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Sementara itu, hukum pidana di luar kodifikasi adalah hukum yang tidak tercantum dalam undang-undang formal dan biasanya berupa kebiasaan atau praktik yang diakui oleh masyarakat. Pasca diberlakukannya KUHP yang baru, perbedaan ini menjadi lebih jelas. Hukum pidana di dalam kodifikasi memiliki kejelasan dan kepastian hukum yang lebih tinggi karena didasarkan pada teks undang-undang yang eksplisit. Sebaliknya, hukum pidana di luar kodifikasi cenderung lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan sosial, meskipun kurang memiliki kepastian hukum yang sama. 2. Jenis-Jenis Tindak Pidana Kekerasan Seksual Menurut Undang-Undang Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual Undang-Undang Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Indonesia mengatur berbagai jenis tindak pidana kekerasan seksual, termasuk: - Perkosaan: Tindakan melakukan hubungan seksual dengan seseorang tanpa persetujuan. - Pemerkosaan: Tindakan memaksa seseorang untuk melakukan hubungan seksual. - Penyalahgunaan Kuasa: Tindakan seksual oleh seseorang yang menggunakan kekuasaan atau posisinya untuk memanfaatkan orang lain. - Perbuatan Asing: Tindakan yang dilakukan di luar negeri yang jika dilakukan di Indonesia, dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun. 3. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Seksual Sebelum Undang-Undang Baru Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, penegakan hukum terhadap tindak pidana kekerasan seksual di Indonesia lebih bersifat umum dan tidak spesifik. Tindak pidana tersebut biasanya ditangani berdasarkan ketentuan umum dalam KUHP dan kebiasaan hukum yang berlaku. Hal ini sering kali menyebabkan kesulitan dalam pembuktian dan penegakan hukum karena kurangnya peraturan yang khusus dan jelas. 4. Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Seksual Pasca Undang-Undang Baru** Pasca diberlakukannya Undang-Undang Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual, penegakan hukum terhadap tindak pidana kekerasan seksual menjadi lebih tegas dan terstruktur. Undang-undang ini memberikan definisi yang lebih jelas dan spesifik mengenai tindak pidana kekerasan seksual, serta menetapkan sanksi yang lebih berat untuk pelakunya. Selain itu, undang-undang ini juga mengatur prosedur pembuktian dan perlindungan korban, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.