Setrum: Sebuah Potret Realitas Sosial
Cerpen "Setrum" karya Yusrizal KW adalah sebuah potret realitas sosial yang menggambarkan perjalanan keyakinan tokoh utama, Cik Ledo. Dalam cerpen ini, penulis dengan apik menggambarkan kehidupan masyarakat yang penuh dengan konflik dan ketidakadilan. Cik Ledo adalah seorang pria yang hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Ia bekerja sebagai tukang setrum, sebuah pekerjaan yang tidak dianggap penting oleh masyarakat sekitarnya. Namun, Cik Ledo memiliki keyakinan bahwa pekerjaannya memiliki nilai dan arti yang sebenarnya. Ia percaya bahwa dengan membantu orang-orang yang membutuhkan, ia dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Namun, realitas sosial yang dihadapi Cik Ledo sangatlah berbeda. Ia sering kali diabaikan dan dihina oleh orang-orang sekitarnya. Mereka tidak menghargai pekerjaannya dan bahkan sering kali memperlakukan Cik Ledo dengan tidak adil. Meskipun demikian, Cik Ledo tetap teguh pada keyakinannya dan terus berjuang untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Potret realitas sosial yang digambarkan dalam cerpen ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang bekerja dalam profesi yang dianggap remeh oleh masyarakat, namun mereka memiliki keyakinan bahwa pekerjaan mereka memiliki nilai dan arti yang sebenarnya. Mereka berjuang untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, meskipun sering kali diabaikan dan dihina. Cerpen "Setrum" mengajarkan kita pentingnya menghargai semua jenis pekerjaan dan tidak menghakimi orang berdasarkan profesi mereka. Setiap pekerjaan memiliki nilai dan arti yang sebenarnya, dan setiap orang memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Melalui cerita Cik Ledo, kita diajak untuk merenungkan tentang pentingnya menghargai dan mendukung orang-orang yang berjuang untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Dalam kesimpulan, cerpen "Setrum" adalah sebuah potret realitas sosial yang menggambarkan perjalanan keyakinan tokoh utama, Cik Ledo. Cerita ini mengajarkan kita pentingnya menghargai semua jenis pekerjaan dan tidak menghakimi orang berdasarkan profesi mereka. Melalui cerita ini, kita diajak untuk merenungkan tentang pentingnya menghargai dan mendukung orang-orang yang berjuang untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.