Bayangan Masa Lalu **
Di sebuah desa kecil yang tenang, hiduplah seorang pemuda bernama Arga. Arga dikenal sebagai pribadi yang baik hati dan ramah, selalu siap membantu siapa pun yang membutuhkan. Namun, di balik senyumnya yang hangat, tersembunyi sebuah rahasia kelam yang terus menghantuinya. Sejak kecil, Arga dibesarkan oleh neneknya yang penuh kasih sayang. Ia tak pernah mengenal orang tuanya, yang meninggal dalam kecelakaan tragis saat ia masih bayi. Neneknya selalu berpesan agar Arga hidup dengan baik dan tidak pernah melakukan kesalahan. Namun, takdir berkata lain. Pada suatu hari, Arga terlibat dalam perkelahian dengan teman sebayanya. Dalam amarah, ia tak sengaja melukai temannya hingga tewas. Rasa bersalah dan penyesalan menghantamnya. Ia merasa dirinya telah melakukan dosa yang tak terampuni. Arga mencoba melupakan kejadian itu, namun bayangan masa lalu terus menghantuinya. Ia merasa terasing dari masyarakat, takut akan pandangan sinis dan kecaman. Ia hidup dalam ketakutan dan penyesalan, terjebak dalam lingkaran dosa yang tak kunjung terputus. Suatu hari, Arga bertemu dengan seorang bijak yang dikenal dengan kebijaksanaannya. Sang bijak mendengarkan cerita Arga dengan sabar. Ia berkata, "Arga, dosa memang berat, namun tak ada dosa yang tak terampuni. Tuhan selalu membuka pintu maaf bagi siapa pun yang bertobat dengan tulus." Kata-kata sang bijak menyentuh hati Arga. Ia menyadari bahwa ia tak boleh terjebak dalam penyesalan. Ia harus bangkit dan memperbaiki kesalahannya. Arga memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain, berharap dapat meringankan beban dosa yang menimpanya. Seiring berjalannya waktu, Arga menemukan kedamaian batin. Ia menyadari bahwa dosa memang tak terampuni, namun Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia belajar bahwa hidup adalah tentang belajar dari kesalahan dan terus melangkah maju. Pesan:** Kisah Arga mengajarkan kita bahwa dosa memang berat, namun tak ada dosa yang tak terampuni. Tuhan selalu membuka pintu maaf bagi siapa pun yang bertobat dengan tulus. Kita harus belajar dari kesalahan dan terus melangkah maju, membangun hidup yang lebih baik.