Mohammad Hatta dan Penghapusan Tujuh Kata dari Piagam Jakart
Mohammad Hatta adalah tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang terkenal karena perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan negara. Selama sidang konstitusional Jakarta pada tahun 1945, ia memainkan peran penting dalam mengusulkan penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta. Kata-kata tersebut adalah "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Penghapusan tujuh kata ini dilakukan karena Mohammad Hatta dan para pendiri negara lainnya khawatir bahwa kata-kata tersebut dapat menyebabkan perpecahan di antara penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan keyakinan. Mereka percaya bahwa inklusi kata-kata tersebut dalam konstitusi negara dapat menimbulkan ketegangan dan konflik antara komunitas yang berbeda. Mohammad Hatta, yang merupakan seorang Muslim yang taat, percaya bahwa inklusi kata-kata tersebut dalam konstitusi negara akan menimbulkan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap penduduk non-Muslim. Dia berpendapat bahwa negara harus menjadi negara yang adil dan inklusif untuk semua penduduknya, tanpa memandang agama atau keyakinan mereka. Penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta adalah langkah penting dalam sejarah Indonesia yang menunjukkan komitmennya terhadap kebebasan beragama dan perlindungan hak asasi manusia bagi semua penduduknya. Ini juga menunjukkan peran Mohammad Hatta sebagai pemimpin yang visioner dan berdedikasi dalam membangun negara yang adil dan inklusif.