Fungsi Tari dalam Kehidupan Manusi
Tari adalah bentuk seni pertunjukan yang memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi empat fungsi utama tari, yaitu sebagai sarana upacara, hiburan, seni pertunjukan, dan media pendidikan. Setiap jenis tari memiliki ciri dan kekhasan tersendiri, dan memainkan peran penting dalam masyarakat. Fungsi Tari sebagai Sarana Upacara Tari sebagai sarana upacara banyak digunakan oleh masyarakat yang memiliki kepercayaan animisme, dinamisme, dan binatang yang dapat memengaruhi kehidupan. Tarian disajikan dalam upacara sakral dan memiliki maksud untuk mendapatkan keselamatan atau kebahagiaan. Tari-tarian sebagai sarana upacara memiliki ciri-ciri hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk persembahan, sebagai sarana memuja dewa, dan sebagai sarana kebersamaan dan diulang-ulang. Tari sebagai sarana upacara dibedakan menjadi tiga, yaitu untuk upacara keagamaan, upacara adat berkaitan dengan peristiwa alamiah, dan upacara adat berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia. Tari upacara keagamaan merupakan bagian dan tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat. Tari upacara sifatnya turun-tem dari generasi ke generasi dan berfungsi sebagai sarana ritual. Tari keagamaan tujuannya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan biasanya bersifat sakral dan tidak terlalu memperhatikan faktor keindahan. Tari upacara lebih mengutamakan kekuatan yang dapat memengaruhi kehidupan manusia itu sendiri, baik-hai-hai di luar dinya. Tari upacara sangat mempertimbangkan pemilihan tempat, waktu penari, dan sesajian yang tepat. Tari upacara keagamaan merupakan jenis tari-tarian yang digunakan dalam peristiwa keagamaan. Jenis tarian semacam ini masih bisa dilihat di Pulau Bali sebagai pusat perkembangan agama Hindu. Jenis tarian ini diselenggarakan di pura-pura pada waktu tertentu dan merupakan tarian yang bersifat satu contoh tan sebagai sarana upacara keagamaan. Salah satu contoh tari upacara keagamaan adalah tari barong. Tari barong merupakan salah satu tarian dengan unsur magis tinggi yang hanya boleh ditarikan dalam setiap upacara khusus di Bali. Cara pementasan barong sakral ini juga tidak sembarangan karena harus melewati tahapan atau upacara penyucian terhadap lakon yang akan dibawakan dan para penarinya. Oleh karena itu, barong merupakan benda yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu di Bali. Di beberapa banjar di Bali, tarian barong sakral hanya boleh ditarikan pada acara-acara khusus seperti pidodalan setiap enam bulan sekali, hari kajeng kliwon atau saat purnama tilem. Dalam setiap kal pementasan, jumlah penari ada 15 orang yang terdiri dari 9 orang perempuan dan 6 orang laki-laki. Di Desa Serangan, tari barong menampilkan dua sosok rangda. Namun, dua rangda itu tidak boleh ditarikan dalam satu waktu yang bersamaan. Tarian ini menggambarkan kisah peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Kebaikan disimbolkan oleh rupa barong, sedangkan kejahatan disimbolkan oleh wujud rangda (raksasa). Keduanya dimainkan oleh penari yang mengenakan topeng dan kostum. Karakter barong ditarikan oleh dua orang laki-laki, satu di bagian kepala dan satunya lagi di bagian ekor sehingga terlihat seperti binatang berkaki empat. Sebagai kesimpulan, tari memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia, termasuk sebagai sarana upacara, hiburan, seni pertunjukan, dan media pendidikan. Setiap jenis tari memiliki ciri dan kekhasan tersendiri, dan memainkan peran penting dalam