Jejak Kaki di Tanah Liat **
** Di sebuah lembah yang sunyi, di mana angin berbisik rahasia alam, berdirilah seorang pembuat tembikar tua. Tangannya, kasar dan keriput, membentuk tanah liat menjadi bentuk-bentuk yang indah. Setiap goresan, setiap lekukan, adalah bukti dari keahliannya yang telah diasah selama bertahun-tahun. Suatu hari, saat matahari terik menyinari bengkelnya, pembuat tembikar itu merasakan sebuah dorongan yang tak terjelaskan. Ia ingin menciptakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lebih istimewa. Ia mengambil segenggam tanah liat yang paling halus, tanah liat yang dibentuk oleh hujan dan matahari, dan mulai membentuknya dengan hati-hati. Ia membentuk kepala, dengan mata yang dalam dan penuh makna. Ia membentuk tubuh, dengan tangan yang ramping dan kaki yang kokoh. Ia membentuk jiwa, dengan hati yang berdebar dan pikiran yang ingin tahu. Saat ia menyelesaikan karyanya, ia tercengang. Di hadapannya berdiri sebuah makhluk yang indah, yang memancarkan cahaya kehidupan. Makhluk itu membuka matanya, dan menatap pembuat tembikar dengan rasa heran. "Siapakah aku?" tanya makhluk itu dengan suara yang lembut. Pembuat tembikar tersenyum. "Kau adalah ciptaan-Ku," jawabnya. "Kau adalah bukti dari imajinasi-Ku, dari mimpi-mimpi-Ku." Makhluk itu bangkit berdiri, dan berjalan dengan penuh semangat di sekitar bengkel. Ia menyentuh tanah liat, merasakan angin, dan merasakan kehangatan matahari. Ia merasakan hidup. "Aku ingin tahu," kata makhluk itu. "Dari mana aku berasal?" Pembuat tembikar menunjuk ke tanah liat yang masih mentah. "Kau berasal dari bumi," jawabnya. "Kau adalah bagian dari alam, seperti pohon, sungai, dan bintang-bintang." Makhluk itu merenung. Ia menyadari bahwa ia adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang misterius dan menakjubkan. Ia merasakan rasa syukur dan kekaguman. "Terima kasih," kata makhluk itu. "Terima kasih telah menciptakan-Ku." Pembuat tembikar tersenyum. Ia tahu bahwa ia telah menciptakan sesuatu yang istimewa, sesuatu yang akan meninggalkan jejak di dunia. Ia tahu bahwa makhluk itu akan menjalani petualangannya sendiri, akan menemukan makna dan tujuannya sendiri. Dan begitulah, di lembah yang sunyi itu, lahirlah sebuah jiwa baru, sebuah bukti dari kekuatan penciptaan dan keajaiban kehidupan.