Anies Baswedan dan Isu Normalisasi Ormas FPI dan HTI
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, memberikan jawaban terkait isu yang menyebutkan bahwa dirinya akan menormalisasi status organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) jika terpilih dalam Pemilihan Presiden 2024. Jawaban ini diberikan oleh Anies sebagai tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Nasdem, Farhan. Isu normalisasi ormas FPI dan HTI telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. FPI adalah salah satu ormas yang dikenal karena aktivitasnya yang kontroversial, sedangkan HTI adalah organisasi yang telah dilarang oleh pemerintah Indonesia karena dianggap bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Anies Baswedan menyatakan bahwa sebagai seorang calon presiden, tugasnya adalah untuk menjaga keutuhan dan keamanan negara. Namun, ia juga menekankan pentingnya menghormati proses hukum yang berlaku. Anies menyatakan bahwa jika ada ormas yang ingin mengajukan permohonan normalisasi, maka permohonan tersebut harus melalui proses hukum yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Anies juga menegaskan bahwa keputusan mengenai normalisasi ormas tidak dapat diambil secara sepihak oleh seorang presiden. Keputusan tersebut harus melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga hukum dan masyarakat. Anies berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan keadilan dalam mengambil keputusan terkait normalisasi ormas. Dalam konteks ini, Anies Baswedan juga menyoroti pentingnya dialog dan komunikasi antara pemerintah dan ormas. Ia berpendapat bahwa dialog yang terbuka dan konstruktif dapat menjadi jalan untuk mencapai pemahaman bersama dan menyelesaikan perbedaan pendapat. Anies mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam dialog ini, termasuk ormas-ormas yang terlibat dalam isu normalisasi. Dalam penutup, Anies Baswedan menegaskan bahwa sebagai calon presiden, ia akan bertindak sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku. Ia berkomitmen untuk menjaga keutuhan negara dan menghormati proses hukum yang berlaku. Anies juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam dialog yang konstruktif untuk mencapai pemahaman bersama.