Perkembangan Kerajaan Pontianak di Kalimantan Barat
Kerajaan Pontianak merupakan salah satu kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat. Selain Pontianak, terdapat juga kerajaan-kerajaan lain seperti Tanjungpura dan Lawe. Menurut berita dari musafir Portugis, Tanjungpura dan Lawe telah memiliki kegiatan perdagangan yang cukup aktif dengan Malaka dan Jawa. Kedua daerah ini diperintah oleh Pate atau adipati yang tunduk kepada kerajaan di Jawa yang dipimpin oleh Pati Unus. Wilayah Tanjungpura dan Lawe, khususnya daerah Sukadana, dikenal sebagai penghasil komoditas seperti emas, berlian, padi, dan berbagai bahan makanan. Barang dagangan dari Malaka, serta jenis pakaian dari Bengal dan Keling, banyak masuk ke daerah ini dengan harga yang bervariasi. Pada abad ke-17, kedua kerajaan ini mulai berada di bawah pengaruh Kerajaan Mataram, terutama dalam upaya perluasan politik menghadapi ekspansi politik VOC. Selain Tanjungpura dan Lawe, Kotawaringin yang kini termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram sejak abad ke-16. Meskipun tidak ada informasi pasti mengenai keberadaan Islam di Pontianak, konon pada abad ke-18 atau sekitar tahun 1720, ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang datang ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan agama Islam. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Syarif Idrus yang bersama anak buahnya pergi ke Mampawah. Dengan demikian, perkembangan Kerajaan Pontianak di Kalimantan Barat sangat dipengaruhi oleh faktor perdagangan, pengaruh politik dari Kerajaan Mataram, dan penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan kompleksitas sejarah dan perkembangan kerajaan-kerajaan di Kalimantan Barat pada masa lampau.