Dasar Sistem Pemerintahan Orde Baru
Sistem pemerintahan Orde Baru adalah periode dalam sejarah Indonesia yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Pada masa ini, pemerintahan Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto yang menggantikan Presiden Soekarno setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI. Sistem pemerintahan Orde Baru didasarkan pada beberapa prinsip utama yang menjadi dasar dalam menjalankan pemerintahan. Salah satu dasar sistem pemerintahan Orde Baru adalah stabilitas politik dan keamanan. Setelah terjadinya peristiwa G30S/PKI yang mengguncang stabilitas politik di Indonesia, pemerintahan Orde Baru berusaha untuk mengembalikan kestabilan politik dan keamanan di negara ini. Hal ini dilakukan melalui pengawasan yang ketat terhadap kelompok-kelompok politik dan organisasi masyarakat yang dianggap mengancam keamanan negara. Selain itu, dasar sistem pemerintahan Orde Baru juga melibatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintahan Orde Baru menerapkan kebijakan ekonomi yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan industrialisasi. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Meskipun berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan, kebijakan ini juga menimbulkan ketimpangan ekonomi yang tinggi dan ketergantungan pada sektor tertentu. Selanjutnya, dasar sistem pemerintahan Orde Baru juga melibatkan kontrol politik yang ketat. Pemerintahan Orde Baru memiliki kendali yang kuat terhadap media, partai politik, dan organisasi masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah tidak terganggu oleh oposisi politik atau gerakan sosial yang tidak diinginkan. Namun, kontrol politik yang ketat ini juga membatasi kebebasan berpendapat dan berorganisasi di Indonesia. Terakhir, dasar sistem pemerintahan Orde Baru juga melibatkan nasionalisme yang kuat. Pemerintahan Orde Baru mendorong rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia dengan mempromosikan kebudayaan Indonesia dan menghargai nilai-nilai tradisional. Hal ini dilakukan untuk memperkuat identitas nasional dan mempersatukan bangsa Indonesia. Secara keseluruhan, dasar sistem pemerintahan Orde Baru mencakup stabilitas politik dan keamanan, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, kontrol politik yang ketat, dan nasionalisme yang kuat. Meskipun memiliki kelebihan dalam mencapai stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi, sistem pemerintahan Orde Baru juga memiliki kelemahan dalam hal kebebasan berpendapat dan berorganisasi.