Analisis Koefisien Elastisitas dalam Permintaan Gul
Koefisien elastisitas adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur respons permintaan terhadap perubahan harga. Dalam kasus ini, kita akan menganalisis koefisien elastisitas dalam permintaan gula berdasarkan data yang diberikan. Pada waktu harga gula adalah Rp 8000 per kilogram, jumlah gula yang dibeli konsumen adalah 5000 kg. Sedangkan pada waktu harga gula Rp 5000 per kilogram, jumlah gula yang dibeli adalah 8000 kg. Dengan menggunakan rumus koefisien elastisitas permintaan, kita dapat menghitung nilai koefisien elastisitas yang diperoleh. Rumus koefisien elastisitas permintaan adalah: E = (Q2 - Q1) / Q1 / (P2 - P1) / P1 Dimana: E = koefisien elastisitas Q1 = jumlah gula yang dibeli pada harga P1 Q2 = jumlah gula yang dibeli pada harga P2 P1 = harga gula awal P2 = harga gula setelah perubahan Dalam kasus ini, Q1 = 5000 kg, Q2 = 8000 kg, P1 = Rp 8000, dan P2 = Rp 5000. Mari kita hitung nilai koefisien elastisitasnya: E = (8000 - 5000) / 5000 / (5000 - 8000) / 8000 E = 0.6 / -0.375 E = -1.6 Dari hasil perhitungan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai koefisien elastisitas permintaan gula adalah -1.6. Artinya, permintaan gula bersifat elastis, karena perubahan harga sebesar 1% akan menyebabkan perubahan permintaan sebesar 1.6%. Dalam konteks ini, penurunan harga gula dari Rp 8000 menjadi Rp 5000 per kilogram menyebabkan peningkatan permintaan sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sangat responsif terhadap perubahan harga gula. Dengan demikian, produsen gula perlu mempertimbangkan strategi harga yang tepat untuk meningkatkan penjualan dan memenuhi permintaan konsumen. Dalam kesimpulan, analisis koefisien elastisitas dalam permintaan gula menunjukkan bahwa permintaan gula bersifat elastis. Hal ini menunjukkan pentingnya strategi harga yang tepat dalam mempengaruhi perilaku konsumen dan meningkatkan penjualan.