Dampak "Bumi Hangus" Terhadap Gerak Ofensif Sekutu di Bandung **
** Aksi "bumi hangus" yang dilakukan oleh para "pahlawan" di Bandung terhadap bangunan-bangunan di kota tersebut tidak memberikan dampak berarti terhadap gerak ofensif Sekutu. Sekutu, yang telah merencanakan serangan ke daerah selatan Bandung, tidak terhambat oleh kerusakan yang terjadi akibat pembakaran. Sekutu memang berfokus pada daerah selatan Bandung, yang merupakan basis pertahanan Tentara Republik Indonesia (TRI). Pembakaran bangunan di utara Bandung tidak menjadi rintangan bagi mereka. Lebih lanjut, bangunan-bangunan besar peninggalan kolonial yang dibom oleh TRI dengan peledak buatan lokal, tidak mengalami kerusakan yang signifikan. Struktur bangunan yang kokoh dan tembok tebal membuat bangunan-bangunan tersebut dapat digunakan kembali dalam waktu singkat. Meskipun aksi "bumi hangus" tidak memberikan dampak berarti terhadap Sekutu, kejadian ini menunjukkan tekad kuat para pejuang Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan harta benda demi menghambat laju musuh. Namun, pada akhirnya, Sekutu berhasil menguasai Jawa Barat melalui Perjanjian Renville pada Januari 1948. Perjanjian ini memaksa Pemerintah RI untuk menarik pasukannya dari Jawa Barat. Kegagalan Agresi Militer I (20 Juli - 4 Agustus 1947) dan pelanggaran gencatan senjata oleh NICA Belanda, yang terus menyerang basis pertahanan Tentara Indonesia, mengakibatkan pasukan Indonesia (Divisi Siliwangi) terpaksa mundur ke Jawa Tengah pada Februari 1948. Meskipun aksi "bumi hangus" tidak berhasil menghentikan Sekutu, kejadian ini tetap menjadi bukti semangat juang rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Aksi ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia tidak akan menyerah begitu saja, dan akan terus berjuang untuk mencapai kemerdekaan.