Penambahan pada Qard Utang Piutang
Qard utang piutang adalah salah satu konsep dalam hukum Islam yang mengatur tentang pemberian pinjaman tanpa bunga. Dalam praktiknya, terdapat dua macam penambahan yang dapat dilakukan pada qard utang piutang, yaitu penambahan dalam bentuk hadiah dan penambahan dalam bentuk kompensasi. Penambahan dalam bentuk hadiah adalah ketika peminjam memberikan hadiah kepada pemberi pinjaman sebagai ungkapan terima kasih atas pinjaman yang diberikan. Hadiah ini diberikan secara sukarela dan tidak diwajibkan oleh hukum. Namun, hadiah ini dapat menjadi bentuk apresiasi dan penghargaan atas bantuan yang diberikan oleh pemberi pinjaman. Penambahan dalam bentuk kompensasi adalah ketika peminjam memberikan kompensasi kepada pemberi pinjaman sebagai ganti rugi atas kerugian atau kerusakan yang terjadi pada barang yang dipinjam. Kompensasi ini dapat berupa uang atau barang yang memiliki nilai yang setara dengan kerugian yang dialami oleh pemberi pinjaman. Penambahan ini bertujuan untuk mengembalikan kerugian yang dialami oleh pemberi pinjaman akibat penggunaan barang yang dipinjam. Kedua penambahan ini dapat dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Namun, perlu diingat bahwa penambahan dalam bentuk hadiah atau kompensasi tidak boleh melanggar prinsip keadilan dan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Dalam prakteknya, penambahan dalam bentuk hadiah atau kompensasi dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Pemberi pinjaman dapat merasa dihargai dan diapresiasi atas bantuan yang diberikan, sementara peminjam dapat mengembalikan kerugian yang dialami oleh pemberi pinjaman. Hal ini dapat memperkuat hubungan antara pemberi pinjaman dan peminjam serta menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat dalam masyarakat. Dalam kesimpulannya, penambahan pada qard utang piutang dapat dilakukan dalam bentuk hadiah atau kompensasi. Kedua penambahan ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Namun, perlu diingat bahwa penambahan ini harus dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak dan tidak melanggar prinsip keadilan.