Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia pada Masa Kolonialisme dan Imperialisme
Pada masa kolonialisme dan imperialisme, bangsa Eropa mulai mengunjungi Indonesia dengan tujuan mencari jalan baru menuju negara penghasil rempah-rempah. Salah satu bangsa Eropa pertama yang mencoba mencapai Indonesia adalah bangsa Portugis. Pada tahun 1487, Bartolomeus Diaz berangkat dari Portugal dan menyusuri pantai barat Afrika. Ia berhasil mencapai Tanjung Harapan Baik (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan, namun gagal mencapai India. Setelah itu, armada-armada Portugal berikutnya melanjutkan upaya mencari jalan ke daerah penghasil rempah-rempah. Pada tahun 1497, Vasco da Gama berangkat dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Ketika tiba di Pelabuhan Malinda di Afrika Timur, mereka bertemu dengan para pedagang Arab dan India. Namun, para pedagang tersebut merahasiakan jalan ke Asia Tenggara. Pada tahun 1498, Vasco da Gama tiba di Kalikut, India. Sejak saat itu, perdagangan antara orang Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah, tetapi melalui pantai timur Afrika. Pada tahun 1511, ekspedisi Portugal di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Keberhasilan ini membuat Portugal mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1522, de Albuquerque menuju Maluku dan diterima dengan baik oleh Raja Ternate. Mereka diperkenankan berdagang dan membangun benteng di Ternate yang kemudian diberi nama Sao Paulo. Dengan kedatangan bangsa Eropa, Indonesia menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang sangat penting. Bangsa Eropa mengendalikan jalur perdagangan dan membangun benteng-benteng di wilayah Indonesia. Hal ini membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonialisme dan imperialisme Eropa.