Tinjauan Kasus Stroke Iskemia pada Tuan T
Pendahuluan: Tuan T, seorang pria berusia 55 tahun, dirawat di ruang 206 Perawatan Neurologi Rumah Sakit AA. Dia telah dirawat selama tujuh hari dengan diagnosa stroke iskemia. Pada saat masuk, Tuan T tidak sadar dan tidak dapat berbicara, dengan tekanan darah 170/100 mmHg, pernapasan 24 kali per menit, dan denyut nadi 68 kali per menit. Pada hari ketujuh perawatan, kesadarannya mulai membaik, dengan tekanan darah 150/100 mmHg dan denyut nadi 68 kali per menit. Namun, dia mengalami kelumpuhan pada anggota gerak kanan atas dan bawah, serta bicara yang terganggu. Bagian: ① Riwayat Kejadian: Pada sore hari, terdengar suara benda jatuh di ruang 206 tempat Tuan T dirawat. Perawat yang mendengar suara tersebut segera mendatangi ruangan dan menemukan Tuan T tergeletak di lantai dengan barang-barang berantakan di sekitarnya. Keluarga Tuan T yang sedang berada di kamar mandi juga terkejut dengan kejadian tersebut. ② Reaksi Keluarga: Keluarga Tuan T terkejut dan kesal dengan kejadian ini. Mereka bertanya mengapa hal ini bisa terjadi dan mengapa Tuan T tampak kesal dengan kejadian ini. Tuan T menjelaskan bahwa dia ingin mengambil minum dan tiba-tiba jatuh karena tidak ada pegangan pada tempat tidurnya. Perawat bertanya mengapa Tuan T tidak meminta bantuan, dan Tuan T menjawab bahwa dia tidak berpikir untuk meminta bantuan. ③ Implikasi Kejadian: Kejadian ini menunjukkan adanya risiko jatuh yang tinggi pada pasien stroke iskemia. Kurangnya pegangan pada tempat tidur dan kurangnya kesadaran pasien untuk meminta bantuan dapat meningkatkan risiko jatuh. Hal ini juga menunjukkan pentingnya peran keluarga dalam mengawasi dan membantu pasien selama perawatan. Kesimpulan: Kejadian jatuh yang dialami oleh Tuan T menyoroti pentingnya pencegahan jatuh pada pasien stroke iskemia. Perawat dan keluarga perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan memastikan pasien mendapatkan bantuan saat diperlukan.