Senja di Taman Kerajaan **
Mentari senja perlahan meredup, menyapa taman kerajaan Spanyol dengan warna jingga lembut. Di tengah taman yang hening, Putri Shani, kakak Putri Ria, tengah berlatih memanah. Senyum tipis menghiasi wajahnya, setiap anak panah yang dilepaskan meluncur dengan presisi, membelah udara dengan suara desis halus. Tiba-tiba, suasana hening terusik. Seorang pria berpakaian sederhana, dengan sorot mata tajam, muncul dari balik semak-semak. Putri Ria, yang tengah duduk di bangku taman, terkejut. Pria itu langsung menyerbu, tangannya terangkat, dan sebuah pisau berkilauan terhunus. Putri Ria tak sempat menghindar, pisau itu mengenai tangannya, darah segar mengalir deras. Putri Shani, yang melihat kejadian itu, langsung berteriak histeris. "Adikku! Adikku!" Ia berlari menghampiri Putri Ria, tangannya gemetar memegangi luka adiknya. Putri Shani segera melaporkan kejadian itu kepada Raja dan Ratu. Putri Ria, terbaring lemah di ranjangnya, menahan rasa sakit yang menusuk. Ia teringat ucapan pria itu sebelum menghilang, "Tidak, jangan serang aku, aku mohon! Jangan!" Ucapan itu bergema di telinganya, membuatnya tak bisa tidur dengan tenang. Anggota kerajaan Spanyol, yang mendengar teriakan Putri Shani, berbondong-bondong menuju kamar Putri Ria. Putri Shani, dengan air mata berlinang, memeluk erat adiknya. "Tenanglah, Ria. Kami akan menemukan orang itu dan menghukumnya." Wawasan:** Kejadian ini mengguncang kerajaan Spanyol. Kejahatan yang terjadi di taman kerajaan, tempat yang seharusnya aman dan damai, menimbulkan rasa takut dan ketidakpastian. Namun, di tengah kepanikan, kebersamaan dan kasih sayang antar anggota kerajaan semakin kuat. Mereka bersatu untuk melindungi Putri Ria dan mengungkap kebenaran di balik serangan itu.