Mengapa Lampu dengan Hambatan 9,5 Ohm Dapat Dinyalakan dengan Baterai Berhambatan 0,5 Ohm dan Tegangan -GGL2 Volt?
Dalam dunia elektronika, lampu adalah salah satu perangkat yang paling umum digunakan untuk menghasilkan cahaya. Namun, untuk dapat menyala, lampu membutuhkan aliran arus listrik yang cukup. Dalam kasus ini, kita akan membahas mengapa sebuah lampu dengan hambatan 9,5 ohm dapat dinyalakan dengan baterai yang memiliki hambatan dalam 0,5 ohm dan tegangan -GGL2 volt. Pertama-tama, mari kita pahami apa itu hambatan dalam sebuah rangkaian listrik. Hambatan adalah ukuran seberapa sulit arus listrik dapat mengalir melalui suatu benda. Semakin tinggi hambatan, semakin sulit arus listrik untuk mengalir. Dalam kasus ini, lampu memiliki hambatan 9,5 ohm, yang berarti arus listrik akan mengalami hambatan saat melewati lampu. Selanjutnya, kita perlu memahami apa itu hambatan dalam baterai. Hambatan dalam baterai adalah hambatan internal yang dimiliki oleh baterai itu sendiri. Hambatan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti resistansi internal baterai atau resistansi dari bahan elektrolit di dalam baterai. Dalam kasus ini, baterai memiliki hambatan dalam 0,5 ohm. Ketika kita menghubungkan lampu dengan baterai, arus listrik akan mengalir melalui kabel yang menghubungkan keduanya. Arus listrik akan mengalami hambatan saat melewati lampu dan juga saat melewati baterai. Namun, tegangan yang diberikan oleh baterai (-GGL2 volt) akan mendorong arus listrik untuk mengalir melalui rangkaian. Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian dapat dihitung menggunakan hukum Ohm, yaitu I = V/R, di mana I adalah kuat arus, V adalah tegangan, dan R adalah hambatan. Dalam kasus ini, kita memiliki tegangan -GGL2 volt dan hambatan total rangkaian adalah 9,5 ohm + 0,5 ohm = 10 ohm. Dengan menggantikan nilai tegangan dan hambatan ke dalam rumus, kita dapat menghitung kuat arus yang mengalir dalam rangkaian. Dalam kasus ini, kuat arus yang mengalir dalam rangkaian adalah 1 ampere. Ini berarti bahwa lampu dengan hambatan 9,5 ohm dapat dinyalakan dengan baterai yang memiliki hambatan dalam 0,5 ohm dan tegangan -GGL2 volt. Dalam kesimpulan, lampu dengan hambatan 9,5 ohm dapat dinyalakan dengan baterai yang memiliki hambatan dalam 0,5 ohm dan tegangan -GGL2 volt karena tegangan yang diberikan oleh baterai mendorong arus listrik untuk mengalir melalui rangkaian. Meskipun ada hambatan dalam lampu dan baterai, kuat arus yang mengalir dalam rangkaian cukup untuk menyala lampu.