Sejarah Sistem Pemerintahan Indonesia: Dari RIS hingga Republik Indonesia Serikat (RIS)
<br/ >Sistem pemerintahan Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan sejak Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Selama periode ini, sistem pemerintahan berubah menjadi sistem parlementer, yang tercantum dalam Konstitusi RIS 1949. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi karakteristik sistem pemerintahan presidenial konstitusional dan peran parlemen dalam mengawasi pemerintahan. <br/ >Pada sistem pemerintahan presidenial konstitusional, Presiden adalah eksekutif tertinggi negara. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dan memiliki kewenangan untuk menjalankan pemerintahan negara. Presiden memiliki kewenangan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah, mengesahkan atau tidak mengesahkan undang-undang, dan mengajukan undang-undang. Presiden juga bertanggung jawab kepada Konstitusi dan tidak dapat membubarkan parlemen. <br/ >Parlemen memiliki hak angket dan hak interpelasi untuk mengawasi pemerintahan (kabinet) dalam melaksanakan kebijakan pemerintah. Ini memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat dan bahwa kepentingan publik dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Parlemen juga memiliki hak untuk mengesahkan atau tidak mengesahkan undang-undang dan mengajukan undang-undang. <br/ >Dalam sistem pemerintahan presidenial konstitusional, Presiden adalah eksekutif tunggal dan memiliki kewenangan yang luas dalam menjalankan pemerintahan negara. Presiden tidak dapat dibebankan dari jabatannya oleh parlemen, kecuali jika terbukti melanggar hukum. Ini memastikan bahwa Presiden memiliki kestabilan dan kepercayaan yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas mereka. <br/ >Sistem pemerintahan presidenial konstitusional juga mengadopsi prinsip "checks and balances," yang memastikan bahwa kekuasaan pemerintah dibagi dan saling mengontrol. Ini memastikan bahwa tidak ada satu badan yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas dan bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat. <br/ >Sebagai kesimpulan, sistem pemerintahan presidenial konstitusional memiliki karakteristik yang unik dan peran parlemen yang penting dalam mengawasi pemerintahan. Ini memastikan bahwa pemerintah bertanggung jawab kepada rakyat dan bahwa kepentingan publik dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.