Peran Orde Baru dalam Pembangunan Nasional Indonesi
Orde Baru adalah periode politik di Indonesia yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Pada masa ini, pemerintahan Orde Baru memiliki peran yang signifikan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan pembangunan pada masa Orde Baru antara lain kolusi dan penggantian presiden Soekarno, keinginan jajahan Portugis untuk bergabung dengan Indonesia, dukungan dari organisasi keuangan internasional, serta implementasi program-program seperti 6.30 SPKL dan Trisakti. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan pembangunan pada masa Orde Baru adalah tumbangnya pemerintahan Orde Lama yang dipimpin oleh Soekarno. Kolusi dan penggantian presiden ini membuka jalan bagi pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pemerintahan baru ini memiliki visi dan misi yang berbeda dalam melaksanakan pembangunan nasional. Selain itu, pada masa Orde Baru, terdapat keinginan jajahan Portugis untuk bergabung dengan Indonesia. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan pembangunan pada masa tersebut. Bergabungnya jajahan Portugis dengan Indonesia memberikan potensi ekonomi dan sumber daya yang dapat digunakan untuk pembangunan nasional. Selanjutnya, dukungan dari organisasi keuangan internasional juga memainkan peran penting dalam pembangunan nasional pada masa Orde Baru. Banyak organisasi keuangan internasional yang memberikan dukungan finansial untuk pembangunan di Indonesia. Dukungan ini membantu pemerintah dalam melaksanakan program-program pembangunan yang populer pada masa tersebut. Selain faktor-faktor tersebut, implementasi program-program seperti 6.30 SPKL dan Trisakti juga menjadi bagian dari kebijakan pembangunan pada masa Orde Baru. Program 6.30 SPKL merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat dengan memanfaatkan waktu pagi. Sedangkan Trisakti adalah program yang mengedepankan pembangunan dalam tiga aspek, yaitu politik, ekonomi, dan sosial budaya. Pada tahun 1988, pemerintahan Orde Baru berakhir dan digantikan oleh pemerintahan baru. Meskipun demikian, peran Orde Baru dalam pembangunan nasional tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia. Keberhasilan dan kekurangan dari kebijakan pembangunan pada masa Orde Baru menjadi pembelajaran berharga bagi pembangunan nasional di masa yang akan datang. Sebagai salah satu pendiri ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967, Indonesia juga memiliki peran penting dalam kerjasama regional. Keanggotaan Indonesia dalam ASEAN memberikan peluang untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya dengan negara-negara ASEAN lainnya. Dalam rangka pembentukan kabinet pada masa Orde Baru, terdapat keputusan MPRS No X111/MPRS/1966 yang menjadi dasar pembentukan kabinet. Keputusan ini memberikan arah dan panduan dalam pembentukan kabinet yang sesuai dengan visi dan misi pembangunan nasional. Dalam kesimpulan, Orde Baru memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan nasional Indonesia. Faktor-faktor seperti kolusi dan penggantian presiden Soekarno, keinginan jajahan Portugis untuk bergabung dengan Indonesia, dukungan dari organisasi keuangan internasional, serta implementasi program-program seperti 6.30 SPKL dan Trisakti, menjadi bagian penting dalam kebijakan pembangunan pada masa tersebut. Meskipun pemerintahan Orde Baru telah berakhir, peran dan pengaruhnya dalam pembangunan nasional tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia.