Melestarikan Tradisi Pitonan di Tulungagung: Mengenal Upacara Bayi yang Sakral
Tradisi pitonan di Tulungagung adalah salah satu cara orang Tulungagung untuk menyimpan dan melestarikan warisan budaya mereka. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga sebagai doa agar anak yang dilahirkan tumbuh sehat dan kuat. Dalam upacara pitonan, terdapat beberapa rangkaian yang dilakukan, seperti memanjat tangga tebu, menginjak jadah, dan memasukkan bayi ke dalam kurungan. Arti kata "melestarikan" dalam konteks teks ini adalah menjaga dan mempertahankan tradisi pitonan agar tetap hidup dan tidak punah. Orang Tulungagung sangat peduli dengan warisan budaya mereka dan berusaha untuk terus melestarikannya agar dapat diteruskan kepada generasi mendatang. Teks ini memberikan tiga informasi penting tentang tradisi pitonan di Tulungagung. Pertama, tradisi pitonan dilakukan sebagai upacara bayi yang sudah berumur tujuh bulan. Kedua, rangkaian upacara pitonan meliputi memanjat tangga tebu, menginjak jadah, dan memasukkan bayi ke dalam kurungan. Ketiga, tradisi pitonan merupakan salah satu cara orang Tulungagung untuk melestarikan warisan budaya mereka. Dengan melestarikan tradisi pitonan, orang Tulungagung tidak hanya menjaga warisan budaya mereka, tetapi juga memperkuat identitas dan kebanggaan mereka sebagai masyarakat yang memiliki tradisi yang unik dan berharga.