Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut: Sebuah Refleksi dari Tradisi Pamali Mamancing di Desa Bobaneigo **
Tradisi pamali mamancing di Desa Bobaneigo, Nusa Tenggara Barat, merupakan contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat berperan penting dalam menjaga kelestarian sumber daya laut. Tradisi ini, yang melarang nelayan melaut saat musim panen cengkih, mencerminkan nilai kebersamaan dan fungsi sosial yang tinggi. Melalui tradisi ini, nelayan dan petani cengkih saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketika cengkih memasuki musim panen, nelayan membantu petani dalam proses panen. Sebaliknya, ketika cengkih tidak memasuki musim panen, petani membantu nelayan dengan ikut memancing. Sistem ini tidak hanya menjamin ketersediaan pangan bagi kedua kelompok, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem laut. Dengan melarang nelayan melaut saat musim panen cengkih, tradisi pamali mamancing memberikan kesempatan bagi ikan untuk berkembang biak dan memulihkan populasinya. Hal ini memastikan keberlanjutan sumber daya laut untuk generasi mendatang. Tradisi pamali mamancing di Desa Bobaneigo menunjukkan bahwa kearifan lokal dapat menjadi solusi efektif dalam pengelolaan sumber daya alam. Tradisi ini tidak hanya menjaga kelestarian alam, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan ekonomi antarwarga. Refleksi:** Tradisi pamali mamancing di Desa Bobaneigo mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan membangun hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Kearifan lokal seperti ini perlu dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang agar kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga.