Si Kembar Pembangkang **
Adegan 1: * Suasana: Ruang makan di rumah keluarga Harapan. Pagi hari. * Tokoh: * Ibu Harapan: Ibu dari si kembar, terlihat lelah. * Bapak Harapan: Bapak dari si kembar, terlihat kesal. * Rara: Anak kembar perempuan, berambut panjang, berpakaian rapi. * Rian: Anak kembar laki-laki, berambut pendek, berpakaian acak-acakan. * Reno: Kakak laki-laki Rara dan Rian, terlihat tenang dan sabar. Dialog: Ibu Harapan: Rara, Rian, cepatlah sarapan! Kalian akan terlambat sekolah. Rara: (Dengan nada malas) Aku tidak mau sarapan, Bu. Aku tidak lapar. Rian: (Dengan nada menantang) Aku juga tidak mau sarapan! Aku mau main game dulu. Bapak Harapan: (Dengan nada keras) Kalian berdua harus sarapan! Ini penting untuk kesehatan kalian! Reno: (Dengan nada lembut) Rara, Rian, ayo sarapan. Nanti kalian lemas di sekolah. Rara: (Dengan nada kesal) Aku tidak peduli! Aku mau tidur saja. Rian: (Dengan nada mengejek) Aku mau main game! Aku tidak mau sekolah! Ibu Harapan: (Dengan nada sedih) Kenapa kalian berdua selalu membangkang? Bapak Harapan: (Dengan nada marah) Kalian harus belajar menghormati orang tua! Adegan 2: * Suasana: Kamar Rara dan Rian. Siang hari. * Tokoh: * Rara: Duduk di meja belajar, terlihat bosan. * Rian: Bermain game di depan komputer, terlihat asyik. Dialog: Rara: (Dengan nada malas) Aku tidak mau belajar! Aku bosan. Rian: (Dengan nada mengejek) Aku mau main game! Aku tidak mau belajar! Rara: (Dengan nada kesal) Kenapa kita harus selalu belajar? Rian: (Dengan nada menantang) Aku tidak mau jadi seperti Reno! Dia selalu belajar dan tidak pernah main game! Rara: (Dengan nada sedih) Aku ingin bebas seperti burung! Rian: (Dengan nada gembira) Aku ingin bebas seperti angin! Adegan 3: * Suasana: Ruang keluarga di rumah keluarga Harapan. Malam hari. * Tokoh: * Ibu Harapan: Duduk di sofa, terlihat sedih. * Bapak Harapan: Duduk di sofa, terlihat kecewa. * Reno: Duduk di sofa, terlihat prihatin. * Rara: Duduk di sofa, terlihat pendiam. * Rian: Duduk di sofa, terlihat menyesal. Dialog: Ibu Harapan: (Dengan nada sedih) Rara, Rian, kenapa kalian selalu membangkang? Bapak Harapan: (Dengan nada kecewa) Kalian harus belajar dari kesalahan kalian. Reno: (Dengan nada lembut) Rara, Rian, ayo kita bicarakan ini. Rara: (Dengan nada menyesal) Maaf, Bu, Pak. Kami salah. Rian: (Dengan nada menyesal) Kami akan berusaha menjadi anak yang baik. Ibu Harapan: (Dengan nada lega) Kami sayang kalian berdua. Bapak Harapan: (Dengan nada penuh harap) Kami berharap kalian bisa berubah. Penutup: Rara dan Rian akhirnya menyadari bahwa mereka harus menghormati orang tua dan kakak mereka. Mereka berjanji untuk menjadi anak yang baik dan patuh. Mereka belajar bahwa kebebasan bukanlah berarti melakukan apa saja yang mereka inginkan, tetapi juga berarti bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pesan:** Drama ini mengajarkan kita bahwa penting untuk menghormati orang tua dan kakak kita. Kita harus belajar dari kesalahan kita dan berusaha menjadi anak yang baik. Kebebasan bukanlah berarti melakukan apa saja yang kita inginkan, tetapi juga berarti bertanggung jawab atas tindakan kita.